Jodohku Semanis Kue Coklat

Ayu Yuliana
Chapter #2

JSKC - Bab 2

Langit berwarna kelabu, seolah ikut merasakan kebimbangan hati Qasya. Ia berusaha pasrah menerima perjodohan yang dipaksakan kepadanya. Namun, di balik kepasrahan itu, mimpinya terasa semakin jauh--cita-cita yang sejak lama ia dambakan kini seakan makin sulit terwujud.

Pria seperti apa yang akan ia nikahi nanti?

Apakah ia bisa menjadi istri yang salehah?

Apakah keluarga barunya akan mendukung cita-citanya?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Hidupnya terasa benar-benar di luar kendali. Menolak bukan pilihan, sebab kalimat “berbakti pada orang tua” selalu ia tanamkan kuat-kuat dalam hati.

“Qasya, sudah selesai? Kalau sudah, kita tutup dulu,” suara Bu Rima memecah lamunannya.

Qasya tersentak. Kerucut krim yang tadi ia gunakan untuk menghias kue segera diletakkan. Untunglah kali ini kue-kue cantik di depannya tidak rusak karena kelalaiannya.

“Sekarang masih siang, Bu. Kenapa ditutup lebih cepat?” tanyanya heran.

Bu Rima tersenyum kecil. “Kamu ini benar-benar pelupa. Bukannya sore nanti ada pertemuan keluarga di rumahmu? Lagian Ibu juga ada pengajian. Hari ini hari Jumat, Qasya.”

Qasya terdiam. Ia baru ingat, pagi tadi Uminya sudah melarangnya bekerja dan meminta agar ia bersiap-siap untuk acara malam nanti. Entah kenapa, ia tetap nekat datang ke toko. Mungkin karena di sinilah satu-satunya tempat ia merasa berarti.

Jam dinding menunjukkan pukul 13.10 WIB. Hari Jumat, toko memang biasanya tutup lebih cepat. Qasya menatap Bu Rima, lalu berkata pelan, “Bu, boleh aku ikut pengajian sama Ibu?”

Bu Rima menoleh, sedikit kaget. “Lho, bukannya kamu harus cepat pulang?”

“Masih ada waktu, Bu. Satu jam lagi. Aku boleh ikut?” tanya Qasya, matanya berbinar penuh harap.

Bu Rima menghela napas, lalu tersenyum iba. “Baiklah, ayo kita bersiap.”

Senyum lepas mengembang di wajah Qasya, seperti anak kecil yang baru saja diizinkan membeli permen. Sesederhana itu hal yang bisa membuatnya bahagia.

Lihat selengkapnya