Namanya Cika pakai H sebelum huruf I, Chika. Dia adalah seorang cewek usia 24 tahun yang tidak memiliki pekerjaan tetap juga tidak memiliki hati yang tetap, maksudnya dia adalah pengangguran dan jomblo. Setelah dia berhenti bekerja tahun lalu, dia banyak menghabiskan waktu hanya di rumah dan berteman dengan ponsel. Rebahan adalah salah satu keahliannya selain ngemil. Dia berasal dari keluarga yang sederhana, sesederhana wujud fisik dan wajahnya. Dia berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi tetapi juga tidak terlalu pendek yaitu sekitar 163 cm. Mungkin dia tergolong orang yang cukup tinggi untuk cewek di negeri tercinta ini, tapi khusus di rumahnya dia adalah anggota keluarga yang paling pendek bahkan adik bungsunya yang cowok memiliki tinggi 180 cm yang membuatnya selalu dikira adik dari adiknya itu. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya adalah seorang Manager di salah satu perusahaan swasta dengan profit yang bagus, sebagus penampilan fisiknya yang banyak membuat cewek ngiler liatnya.
Namanya Reno, Chika biasa memanggilnya Bangre atau Bang Re. Dia memiliki tinggi 185 cm, berbadan proporsional seperti orang atlet karena dia memang sangat peduli dengan penampilan dan selalu menjaga pola hidup hidup. Selain sebagai seorang Manager dia juga berprofesi sebagai seorang kolektor yang mengoleksi para cewek cantik sebagai pacar dan simpanan. Ponselnya itu seperti kost-an putri yang sering membuat Chika sakit kepala karena hampir setiap saat ketika berada di rumah, abangnya itu selalu menerima telpon dari salah satu penghuni kostnya.
Adiknya bernama Alan, seorang siswa sekolah menengah atas yang memiliki kepribadian paling berbeda dari saudaranya yang lain. Dia sangat pendiam dan tertutup, sangat jarang mengobrol dengan para kakaknya walau sedang santai di rumah. Jika abangnya adalah seorang kolektor wanita cantik, Alan sangat berbeda 180 derajat karena dia tidak begitu tertarik untuk berteman dengan cewek. Dia memiliki seorang sahabat bernama Redy dan sudah saling kenal sejak sekolah dasar, karena mereka berteman baik dan sangat dekat, Chika sering dihantui dengan kekhawatiran mengenai ketertarikan seksual adiknya itu. Pernah Chika bertanya tetapi tidak mendapatkan jawaban apapun mengenai kedekatan Alan dan Redy, Bangre mengatakan kalau hubungan persahabatan mereka itu memang sudah berada di level ‘setara saudara’ sehingga sangat wajar jika mereka sangat dekat.
Chika sering kali memijat kepalanya jika kedua saudaranya berada di rumah saat hari libur, selalu ada hal yang membuatnya kesal dan lelah menjalani hidup. Tidak hanya sekali, rumah mereka dikunjungi oleh seorang cewek cantik yang mengantarkan kue ataupun makanan lainnya yang diperuntukkan kepada Bangre. Ada juga yang menitipkan kado dengan mengatakan kalau itu adalah kado perayaan hubungan mereka yang kesekian bulan. Bangre tidak pernah menggubris hal-hal semacam itu, Chika dan Alan lah yang selalu menghabiskan makanannya, kadonya pun sering kali dipakai oleh Alan atau Chika jika memang itu menarik untuk mereka, seperti jam tangan ataupun sepatu.
Redy juga sering berkunjung untuk menemui Alan, mereka sering mengerjakan tugas di halaman belakang di sebuah pondok yang di bangun papa sambil menikmati angina sepoi-sepoi. Tak jarang pula mereka mengerjakan tugas hingga larut bahkan hingga Redy menginap. Hal itu membuat Chika merasa tidak nyaman, tetapi dia tidak bisa memberi bantuan kepada adiknya jika mendapat tugas dari sekolah karena dia dulunya adalah anak Jaringan Komputer sehingga sangat tidak nyambung dengan pelajaran sang adik yang Jurusan Sains. Dia selalu mengawasi Alan dan Redy, sesekali dia memberikan cemilan agar dia dapat berada di tengah-tengah dua cowok itu, atau hanya sekedar ingin melihat calon buah dari tanaman strawberry yang berada di dekat pondok.
“Redy sudah punya pacar?” tanya Chika ketika mereka sedang makan siang bersama.
“Baru putus, ka. Dia nya masih sangat kekanakan dan membuatku tidak nyaman,” jawab Redy si cowok bergigi rapih.
"Kalau sekarang lagi deket sama siapa?"
“Sekarang? Ehmm kalau sekarang lagi deket sama Alan sih, hehe” sahutnya cengengesan membuat Chika tersedak saat hendak minum.
Spontan saja Alan menyikut lengan temannya itu dengan sangat keras dan meliriknya dengan sangat tajam.
“Bercanda kak, maaf sampai tersedak gitu.”
“Ah iya tidak apa-apa, aku cuma agak syok mendengar candaanmu,” ujar Chika sambil melirik Alan. Alan yang tidak pernah minat untuk membahas hal seperti itu hanya mehela napas, diam dan melanjutkan makan.
Chika sama seklai tidak menduga dengan jawaban Redy dan respon dari Alan yang langsung menyikut temannya. Hal itu membuat Chika semakin berfikir kalau ada hal yang mereka berdua sembunyikan dari dirinya.
Semenjak papa meninggal lima tahun yang lalu, Chika memang menjadi lebih protektif terhadap kedua saudaranya terlebih kepada Alan yang masih sangat muda. Dia selalu menelpon dan menanyakan keberadaan mereka jika sedang tidak ada di rumah dan diluar jadwal rutin mereka, seperti misal saat Reno atau Alan pergi keluar bersama teman-temannya di luar jam kantor dan jam sekolah apalagi sampai pulang larut Chika selalu menelpon dan menunggu mereka sampai pulang ke rumah baru dia tidur. Walau mereka sudah bisa menjaga diri sendiri, Chika selalu memiliki rasa tidak nyaman jika berjauhan dari keduanya.
Chika adalah satu-satunya yang tidak sibuk di rumah, walau ada pekerjaan sebagai penulis artikel tetapi dia tidak pernah tidak punya waktu untuk mengurus rumah sehingga dia adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan keadaan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, menata ulang, semuanya dilakukan oleh Chika sendirian ketika kedua saudaranya berada di luar dengan kesibukan masing-masing. Walaupun keadaan rumah adalah tanggung jawab Chika, untuk masalah dapur Reno adalah penanggung jawabnya karena dia adalah koki terbaik di rumah nomor dua setelah papa.
Semasa hidupnya, papa selalu menghabiskan waktunya di dapur untuk membuat roti ataupun makanan jenis lainnya dengan resep beliau sendiri. Beliau sangatlah gigih, dengan kemampuannya itu beliau berhasil membangun sebuah kafe yang berada tidak jauh dari rumah setelah dulu beliau berjualan roti keliling dan menitipkan jualannya itu ke took-toko milik orang.