HARI KEDUA. Suara ayam jantan berkokok, suaranya merdu. Padahal hari sudah sangatlah siang, mengapa ayam masih berkokok? Di sini juga bukan di kampung? Di sebuah kota besar dengan berbagai macam fenomena manusia. Tetapi suara itu terus mengganggu tidur Ramon, semakin lama suaranya semakin berisik.
Ramon menutup telinganya menggunakan bantal, selimutnya ditarik hingga menutupi seluruh tubuhnya, tetap saja suaranya tak pernah berhenti, dalam kondisi ngantuk yang sangat berat ia menggeserkan bantal kemudian melirik ke arah suara, ternyata suara itu adalah bunyi alarm (berkokok).
Jam 08.30 pagi, terlambat! Ramon loncat dari tempat tidur, menyambar handuk dan segera menuju kamar mandi. Tentunya tak enak menceritakan orang yang tengah mandi, nanti malah terkena undang-undang pornografi, hasilnya tulisan ini tak selesai. Baiklah, aku ceritakan sedikit keadaan sekitar rumah Ramon.
Rumah ini berada di pertigaan jalan, tepat sekali di ujungnya. Menurut ilmu fengsui rumah seperti ini sangat cocok dijadikan tempat usaha, karena dewa keberuntungan senang bersemedi di tempat seperti ini.
Menurut pepatah tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, maka Ramon sekeluarga memutuskan menjadi pedagang seperti orang-orang cina di negeri Indonesia tercinta ini. Hanya warung kecil-kecilan, sekadar membantu perekonomian keluarga. Apakah perlu aku ceritakan keluarga Ramon juga? Singkatnya saja aku informasikan, karena ini bukan cerita keluarga cemara atau keluarga minus.
Ayah Ramon seorang montir, ia menjadi kepala bengkel, ibunya sehari-hari di rumah menjaga warung, mengepel, mencuci, masak dan pekerjaan rumah lainnnya, ia hanya memiliki seorang adik perempuan, statusnya pelajar Sekolah Menengah Atas. Tomboy, jago main basket dan setiap hari selalu membuat onar di sekolahnya.
Ups, rupanya Ramon telah selesai mandi. Ia sudah berdiri di depan cermin, minyak wangi telah menyebar di seluruh badannya. Ia sudah siap berangkat hang out di sebuah mall bersama seorang gadis yang baru ia kenal lewat facebook semalam. Dunia narsis dan ingin terkenal sangatlah mudah, baru-baru ini. Ia hanya upload foto profil terkeren, add wanita-wanita cantik, chating kemudian kopdar alias kopi darat.
Ramon berdiri di sebuah halte, hari sudah menjelang siang, mobil lama tiba, dan keadaan halte pun sudah teramat sepi. Ia duduk disamping seorang lelaki yang kumal, mengenakan kaca mata hitam dan bersandar di tiang halte.
“Dimana bulan?” teriak orang itu.
Ramon terkejut dengan tingkah orang itu. Siapa yang tidak aneh, di siang bolong seperti ini mencari bulan, bukankah bulan akan muncul pada malam hari? Tentu saja, sinarnya selalu membuat orang-orang merasa nyaman.
“Pak, bangun ini sudah siang mana ada bulan.” Ramon menggoyangkan tubuh lelaki itu, ia berpikir pasti orang ini ketiduran dan bermimpi.
“Lihatlah! Ada bintang jatuh, ayo memohon sesuatu, pasti terkabul,” lelaki itu terperanjat, tangannya menunjuk-nunjuk ke langit kemudian bersujud sambil komat-kamit.