Jordan adalah seorang mahasiswa tingkat lima yang kini memiliki segudang kesibukan. Kini dia harus menyiapkan persiapan magang dan memulai persiapan tugas akhirnya. Jordan merasa semenjak dia ada di negara ini, ia selalu berpikir negara ini bukanlah tempat yang tepat untuk dia dan ibunya tinggal. Negara ini membuatnya muak dengan semua isi didalamnya.
Akhir-akhir ini Jordan merasa cemas memikirkan mimpinya semalam, dia bahkan sampai bermimpi Maya adalah alasan Jordan bisa berakhir disini.
"Jangan terlalu percaya pada mimpi, Jordan" Jordan mengingatkan dirinya sendiri. Kini Jordan tengah bekerja paruh waktu di sebuah Cafe milik sahabatnya di kampus. Tidak terlalu buruk pikirnya.
"Jordan, Dalgona coffee dua"
"Oke" Sahut Jordan bersemangat. Yap, Jordan adalah salah satu barista di cafe ini. Baginya ini adalah kehidupannya sekarang.
Cafe ini begitu ramai dari sore hari hingga malam hari dan itu membuat Jordan hanya bisa meluangkan sedikit waktunya bersama ibunya.
" gue balik dulu ya" Pamit Jordan pada semua rekannya. Jordan hanya bisa membeli sebungkus pecel lele hari ini untuk ibunya. Ibunya pasti senang.
"Ibu, Jordan bawain pecel lele kesukaan ibu" Tingkah ceria Jordan selalu dapat menutupi seluruh kecemasannya. Ibunya yang sedang mencuci piring menghentikan kegiatannya dan menyapa Jordan di meja makan.
"Jordan ibu pengen deh punya cucu" celetuk ibunya membuat Jordan terbelalak. Walaupun iseng, ibu Jordan sungguh sangat menginginkannya. Melihat anak laki-laki satu-satunya tumbuh dewasa Ibu Jordan ingin sekali menggendong bayi sekali lagi.
"Ah ibu Jordan aja ngga punya pacar, gimana mau bikin bayi"
Tak.
Ibunya memukul Jordan dengan sendok. Bikin bayi katanya?!. Memang anak ini, gaya bahasanya tidak pernah diperbaiki.
Walaupun rumah yang ditinggali Jordan dan ibunya tidak begitu luas. Ini sudah cukup baginya.
'Kalaupun Maya tahu keadaannya yang sekarang, itu tak akan merubah apapun' Bodohnya Jordan masih memikirkan Maya sampai sekarang.
Jordan bangun pagi-pagi sekali karena ada kelas pagi hari ini. Dengan sambil mendengarkan podcast favoritnya, Jordan berjalan menuju halte bus dekat rumah kontrakannya. Jarak rumah kontrakannya lumayan jauh dari kampus ya sekitar satu jam sepertinya. Makadari itu Jordan selalu berangkat lebih awal.
Kuryuk...
"Ah perut gue ngga bisa diajak kompromi sama isi dompet gue" gumam Jordan sambil menunggu busnya datang.
'Nanti mampir alfamodo dulu ah' Jordan membiarkan perutnya menang kalau tidak perutnya akan bunyi selama kelas nanti.
"HEII HATI-HATI!!!" Teriak Jordan pada salah satu wanita yang sedang menyeberangi penyeberangan. Wanita itu tertabrak mobil. Jordan bergegas menghampiri wanita itu. Jordan sangat khawatir dengan keadaan wanita itu. Mulutnya tidak berhenti mengucapkan doa keselamatan.
Oya Ambulans!!
Jordan terlihat Monday-mandir di depan ruang operasi. Entah apa yang terjadi dengan wanita itu.
Bagaimana dia bisa berakhir di ruang operasi?!
Ting!
Line