“Gonju, ireona juseyo… Gonju, ireona”
Eun Hee yang masih berada di alam mimpi merasa dirinya dipanggil dan seakan langsung tertarik ke alam sadarnya kembali. Perlahan ia membuka matanya, sudah bersiap untuk memarahi mereka yang berani membangunkan dirinya. Namun, begitu membuka matanya kemarahan Eun Hee seakan menguap dan diganti dengan kegembiraan melihat siapa yang sedang ada di depannya sekarang.
Dayang Jo dan dayang Byul yang datang dengan tiba-tiba menjadi kejutan yang tak terduga bagi Eun Hee. Ia kembali bersemangat sekarang, walau harus berlibur tanpa ada pangeran Jae Han paling tidak ada kedua dayangnya yang menemaninya di tempat ini.
“Mengapa kalian bisa datang kemari?”
“Permaisuri yang memerintahkan kami untuk datang kemari.”
Awalnya dayang Jo dan dayang Byul memang tidak ikut dalam perjalanan ini. Dayang Jo dan dayang Byul masih harus melakukan pelatihan dayang istana. Mereka berdua memang masih tergolong dayang baru, jadi masih banyak yang harus dilatih.
Eun Hee juga baru mengetahui bahwa kedua dayangnya ternyata masih tergolong baru dan entah mengapa seorang dayang baru sudah ditempatkan untuk menjaga seorang Gongju.
Tapi Eun Hee tidak terlalu memikirkan hal-hal itu karena ia sudah terlalu senang dengan kehadiran kedua dayangnya dan tidak sabar untuk segera berjalan-jalan. Walau Eun Hee sedang berada jauh dari istana tapi Eun Hee tetap harus memakai pakaian yang menunjukkan dirinya sebagai seorang putri kerajaan. Dangui dan chima bercorak bunga adalah ciri khas pakaian yang biasanya dipakai oleh putri kerajaan.
“Gonju, baetssi daenggi [1] bentuk apa yang ingin Gongju pakai?” Tanya dayang Jo sambil membuka kota berisi berbagai hiasan rambut.
“Aku ingin memakai yang ini,” Eun Hee menunjuk hiasan berbentuk bunga lotus.
Begitu merasa siap Eun Hee keluar dari kamarnya dan menghirup dalam dalam udara pantai yang begitu menyejukkan. Pavilion kerajaan yang memang sengaja dibangun tepat menghadap ke arah pantai membuat tempat ini menjadi tempat favorit keluarga kerajaan saat sedang berlibur.
“Gongju, hari ini apa rencana Gongju?”
“Di mana pangeran Jae Han?” Tanya Eun Hee yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan dayang Byul, tapi Eun Hee juga tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Tak satupun orang mengetahui keberadaan pangeran Jae Han. Seorang pengawal hanya melihat pangeran Jae Han pergi pagi-pagi sekali tanpa ada orang yang menemaninya.
Baiklah Eun Hee lupakan Sang Woo untuk sejenak, kau harus menikmati saat-saat ini. Kapan lagi kau bisa ke pulau Jeju saat masa lalu, dan lihatlah ada banyak pengawal dan dayang yang menemanimu, kau benar-benar menjadi seorang putri sekarang.
“Gonju, aku dengar akan ada festival lampion harapan di desa, apa Gongju ingin ke sana?”
“Sepertinya menarik! Ayo kita pergi!” Eun Hee langsung menarik tangan kedua dayangnya dan berlari hingga tiba-tiba sebuah pedang dihunuskan tepat di depan Gongju dan langsung membuat Gongju berhenti.
“Omo! Apa yang kau lakukan! Apa kau ingin membunuh Gongju!” bentak dayang Byul kepada pengawal yang memegang pedang tersebut.
“Apa kalian berencana pergi tanpa pengawal?” dayang Han muncul dari belakang mereka. “Kau bisa menyimpan pedangmu sekarang.” Perintah dayang Han. Pria itu pun langsung menuruti perkataan dayang Han dan memasukkan kembali pedangnya.
Wajah Eun Hee memerah menahan marah, ia pun berjalan mendekati dayang Han, “Kau berani melakukan ini padaku?”
“Jika itu demi keselamatan Gongju, apapun akan saya lakukan.”
“Aku tidak membutuhkan pengawalanmu.” Ucap Eun Hee dengan penekanan di setiap katanya.
“Hanya dua dayang awam yang menemani seorang putri kerajaan, apa itu masuk akal? Dan bila nanti terjadi sesuatu dengan putri-“ Dayang Han menggantungkan ucapannya dan mengalihkan padangannya ke pada dua dayang Byul dan Jo, “Apa kalian yang hanya seorang dayang bisa mempertanggungjawabkannya!” dayang Han mulai meninggikan suaranya.
Eun Hee menatap kesal dayang Han, “Tidak perlu bersikap peduli akan keselamatanku, dayang Han.” Ucap Eun Hee yang kemudian kembali melangkah pergi.
“Itukan sikap seorang Gongju?” dayang Han kembali bicara, “Jika kau memang seorang Putri negeri ini bersikaplah seperti seorang Putri yang seharusnya. Tidakkah tindakan Putri sekarang sangat kekanankan? Gongju harus bersikap layaknya seorang Gongju bukan bersikap seperti seorang remaja yang sedang mencari perhatian.”
Kata-kata dayang Han yang cukup tajam membuat suasana menjadi semakin mencekam, tidak ada yang berani bicara mereka hanya menunduk atau saling menatap satu dengan yang lain dengan ragu-ragu.
“Bukankah seorang Gongju juga remaja yang membutuhkan perhatian.” Ucap Eun Hee tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Dayang Byul dan dayang Jo langsung segera menghampiri Eun Hee dan mereka kembali berjalan diikuti beberapa pengawal di belakang yang mulai bergerak begitu mendapat perintah dari dayang Han.