“Apa yang kau lakukan!” Eun Hee meronta keluar dari pelukan Yoon Do tapi Yoon Do malah mendekatkan wajahnya dan membuat wajah Eun Hee semakin memerah.
“Kau bahkan memakai parfum hanya untuk bertemu kakakmu sendiri?” Yoon Do berbisik di telinga Eun Hee, “Aku mencium aroma cinta terlarang di sini.”
Wajah Eun Hee nampaknya memerah karena ia benar-benar sudah tertangkap basah sekarang, Yoon Do yang merasa puas sudah mengerjai Eun Hee langsung melepas pelukannya.
BRUKKK
Yoon Do yang melepaskan Eun Hee begitu saja membuatnya jatuh ke bawah.
“Gonju,” Dayang Jo dan Dayang Byul langsung berlari menghampiri Eun Hee dan membantunya berdiri.
“KAU!” Eun Hee menunjuk Yoon Do dengan kesal
Yoon Do hanya mengangkat dagu, “Mwo?”
Eun Hee tidak berani menatap Yoon Do, ia mengalihkan wajahnya ke arah lain dan berusaha untuk menenangkan jantungnya yang masih berdetak tidak karuan karena hal tadi.
“Apa yang terjadi di sini? Mengapa pagi-pagi sudah ribut seperti ini?” Pangeran Jae Han sudah datang dan menyadari ada yang aneh di tempat itu.
“Orabeoni, amugotdo aniya[1]. Ayo kita pergi,” Eun Hee langsung menarik pergi pangeran Jae Han menjauh dari tempat itu.
Matahari pagi menyinari pulau Tamra dengan sinarnya yang menghangatkan, Pangeran Jae Han dan Eun Hee berjalan berdampingan di sepanjang tepi pantai tanpa ada yang berbicara satu pun, mereka hanya berjalan di dalam keheningan.
“Apa kau menyukai liburan ini?” Akhirnya pangeran Jae Han angkat bicara dan menghentikan keheningan yang mematikan itu.
Eun Hee mengangguk kecil, “Aku menyukainya, Orabeoni.”
“Baguslah kalau kau menyukainya, jika tidak aku bisa dibunuh Yang Mulia Raja jika kau tidak senang berada di sini,”
Mungkin pangeran Jae Han bermaksud untuk bercanda dan mencairkan suasana tapi kata katanya membuat Eun Hee tersentak.
“Orabeoni, apakah dunia ini tempat di mana kau bisa membunuh seseorang dengan begitu mudahnya?” wajahnya berubah serius
“Ne? apa yang kau maksudkan, Eun Hee?”
Eun Hee menggelengkan kepalanya, “Bukan apa-apa, Orabeoni.”
“Apa kau ingin berkuda?”