“Hentikan mereka!” Teriak salah satu seorang pengawal dari dalam istana yang langsung membuat dua orang pengawal yang menjaga gerbang istana langsung ikut berlari mengejar Eun Hee dan Yoon Do. Namun, Eun Hee tidak habis akal, ia memilih melewati jalan pasar yang ramai oleh orang banyak untuk menghindari tertangkap oleh para pengawal itu dan terus berlari hingga ia tidak sadar ia mengambil jalan yang salah dan masuk ke dalam hutan.
“Ya! Berhenti!” Yoon Do melepaskan tanganya dengan paksa dari genggaman Eun Hee.
Eun Hee menatap Yoon Do dengan kesal, “Kenapa kau marah! Kau memang harus menuruti perintahku, apa kau lupa itu? Kau akan menjadi pelayan pribadiku selama tiga bulan!” Eun Hee melipat tangannya di depan dadanya dan Yoon Do benar-benar mati kutu di depan gadis yang dihadapannya.
“Baiklah,” Yoon Do mengangguk kecil, “Jwesonghamnida, Gongjumama” Yoon Do membungkuk meminta maaf.
Eun Hee tersenyum penuh kemenangan karena bisa menundukkan pria menyebalkan, hitung-hitung sebagai balas dendam ketika ia berada di pulau Tamra.
“Tapi, di mana ini?” Yoon Do bertanya dan menyadarkan Eun Hee yang dari tadi masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Eh?” Eun Hee yang terlalu asik berlari tidak sadar bahwa ia telah lari terlalu jauh dan masuk ke dalam tempat yang ia pikir adalah hutan. Eun Hee berdeham kecil, “Kau sudah lama tinggal lama di sini, seharusnya kau tahu tempat apa ini, bukan?”
“Bukannya kau juga sudah lama tinggal di sini? Usiamu dengan diriku tidaklah berbeda, jadi seharusnya kau juga tahu tempat ini.”
Jawaban Yoon Do membuat Eun Hee tidak bisa berkata apa-apa lagi, tapi karena ia tidak mengaku kalah dihadapan pria itu, Eun Hee dengan beraninya mengatakan bahwa ia memang tahu dan bahkan sangat mengenal tempat itu.
“Tentu saja aku tahu! Bahkan sangat tahu dengan tempat ini. Aku akan memimpin perjalanan ini!”
Eun Hee pun mulai berjalan kembali, tapi sebenarnya ia mengambil jalan yang salah untuk kembali, Eun Hee malah berjalan semakin masuk ke dalam hutan. Berjalan tiga puluh menit lamanya, tapi yang ada di depan Eun Hee masih pepohonan dan semak-semak, tidak ada ia lihat adanya jalan. Eun Hee mendengus kesal lalu berJongkok sambil bertopang dagu.
Yoon Do tersenyum kecil melihat sikap kekanak-kanakan Eun Hee, ia melangkah mendekatinya, mengacak-acak rambut kepala Eun Hee, “Paboya, apa kau sudah menyerah sekarang?”
Eun Hee hanya mengangguk pasrah.
“Ayo,” Yoon Do mengulurkan tangannya, “Bangunlah dan ayo kita kembali, kali ini aku yang akan memimpin jalannya.”
Eun Hee menatap tangan Yoon Do yang terulur kepadanya lalu ia mengangkat kepalanya dan menatap tepat ke mata Yoon Do.
“Wae?” Yoon Do merasa aneh dengan tatapan dari Eun Hee.