“Cheonha[1], apakah tidak terlalu berlebihan jika menurunkan semua pengawal untuk menjaga istana di mana keluarga kerajaan tinggal?”
“Itu benar, Cheonha, mohon tolong tarik kembali perintah anda, kehadiran para pengawal hanya membuat suasana menjadi sangat tegang dan bila ini sampai terdengar ke luar istana maka rakyat juga akan menjadi panik.”
“Mohon tarik kembali perintah anda, Cheonha.” Semua menteri di dalam ruang rapat besasr mengatakan hal yang sama secara bersamaan.
Brakkk!
Yang Mulia Raja memukul lengan tahtanya dan membuat semua oang di dalam ruangan menjadi diam.
“Aku tidak akan menarik perintahku, keamanan keluarga kerajaan akan menjadi hal yang utama dan para pengawal itu akan tetap berada di sana menjaga keluarga kerajaan.”
“Tapi, Cheonha,”
“Berhentilah memaksaku untuk menarik perintahku! Jika ada diantara kalian yang melawan perintahku berarti kalian sama saja dengan pengkhianat dan kalian harus dihukum mati!”
Para menteri di dalam ruangan tidak ada yang berani melawan lagi, bahkan untuk menarik nafas mereka melakukannya dengan sangat pelan, emosi raja sedang tidak stabil sekarang, sedikit saja hal yang tidak menyenangkan maka titah hukuman mati bukanlah hal yang aneh lagi.
“Kita akhiri hari ini sampai di sini,” raja langsung pergi menuju kamarnya dan beberapa menit kemudian pangeran Jae Han dan Yoon Do juga terlihat memasuki kamar yang mulia raja.
“Apa yang sudah kalian pikirkan untuk menemukan dalang dari pemberontakan ini?” tanya raja langsung bergitu kedua orang itu memasuki kamar raja.
“Abamama[2], aku mohon untuk memikirkan kesehatanmu juga, dari tadi malam bahkan Abamama belum memejamkan mata.”
Yang mulia menarik nafas dalam, “Bagaimana bisa aku berpikir untuk beristirahat padahal aku tahu bahwa musuhku sedang merencanakan sebuah pemberontakan untuk melawanku, bagaimana jika mereka datang melawan ketika aku sedang terlelap!”
Pangeran Jae Han maju melangkah mendekat “Abamama...” langkahnya langsung terhenti begitu yang mulia mengangkat tangannya menandanya untuk tidak perlu membahas hal ini lagi.
“Yoon Do, aku memberikan tugas memimpi para pasukan kepadamu, bagaimana perkembangan yang kau buat?”
“Aku sudah membagi pasukan yang menjaga keluarga kerajaan dan malam ini kami akan segera melakukan penyelidikan ke dalam hutan.”
“Abamama, tidakkah ini tindakan bodoh? Aku sangat yakin bahwa para pemberontak itu sudah menghapus semua jejaknya di dalam hutan dan mencari tempat baru, mengapa kita tidak mencari tempat baru di mana mereka akan menyusun rencana baru mereka?”
Yang mulia raja hanya menjawab singkat “Bukan kau yang memimpin pasukan ini, jadi ikuti saja apa yang sudah direncanakan.”
Dari jawaban Yang Mulia Raja, Jae Han nampak tidak senang, namun perintah raja yang tidak bisa dilawan hanya membuatnya diam dan menahan amarahnya.
Begitu melaporkan semuanya kepada raja Yoon Do dan Jae Han keluar dari kamar raja.
“Kau bahkan bukan seorang bagian dari keluarga kerjaan tapi kau yang paling dipercaya oleh raja.”
“Kau terlalu menyanjungku dengan berlebihan pangeran, hamba yakin bahwa raja melakukan ini untuk melindungi anda agar tidak terluka. Kalau begitu hamba ijin undur diri.” Yoon Do menunduk memberi hormat dan meninggalkan Jae Han di depan istana yang mulia raja.
Di sisi lain kerajaan, Eun Hee sudah terlihat mati kutu dan tidak berdaya karena seharian ia hanya diam saja di dalam kamarnya.
“Gonju…”
Seperti anak anjing yang begitu senang mendengar suara majikannya datang, Eun Hee yang mendengar suara Yoon Do mmanggilnya langsung loncat kegirangan dan berlari keluar. Di depan kamarnya sudah terlihat Yoon Do yang masih memakai pakaian dinasnya. Eun Hee yng tidak sabaran berjalan keluar tidak sadar menginjak roknya sendiri dan kembali kehilangan keseimbangannya
Ahh...