Jangan panggil aku kepala dayang istana tingkat paling atas jika aku tidak mengetahui hal-hal semcam ini.” Eun Hee baru ingin kembali ke tempatnya namun ucapan dayang Han yang mengatakan bahwa ia tahu akan hal-hal yang jarang diketahui orang membuat Eun Hee kembali memikirkan apa yang ia pikirkan tadi.
“Dayang Han, jika kau mengetahu banyak hal, berarti kau juga tahu mengapa pengawalan di kamarku begitu banyak, bahkan kau sampai datang ke sini hanya untuk mengawalku.”
“Karena anda adalah Gonjumama.”
“Hanya itu?” Eun Hee terlihat tidak puas dengan jawaban dayang Han. “Kau yakin hanya karena itu? Bukan karena raja mempunyai pengalaman buruk yang berhubungan dengan putri?”
“Gonju, apa yang sebenarnya ingin anda katakan? Bahkan jika raja mempunyai pengalaman buruk dengan putri seharusnya andalah yang paling tahu akan hal itu karena anda adalah sang putri.”
“Aku tahu, tapi aku baru saja tiba, bagimana...” Eun Hee tidak melanjutkan ucapannya, ini .sudah keberapa kalinya Eun Hee hampir membocorkan siapa dirinya sebenarnya,
“Lupakan, tapi apa aku satu satunya putri yang dimiliki oleh raja?’
“Ne, untuk putri dari Yang Mulia Ratu adalah anda Gonju seorang,”
Aku yakin bahwa aku pernah membaca dan mempelajari sejarah kerajaan bahwa raja mempunyai seorang putri yang mati diusia muda, namun keterangan kematiannya masih belum diketahui. Banyak sumber yang mengatakan bahwa raja terlalu terluka karena kepergian sang ptri sehingga tidak membiarkan siapapun tahu penyebab dari kematian sang putri dan akhirnya sejarah hanya menuliskan bahwa putri meninggal karena sakit.
Jika berdasarkan perhitunganku, jaman raja yang memimpin saaat itu sama degan zaman kerajaan yang aku datangi saat ini dan itu berarti aku adalah putri itu, putri raja satu-satunya dari Yang Mulia Ratu. Jika aku benar-benar mengantikan posisi putri ini maka aku akan mati?
Deg
Eun Hee yang berfokus pada pikiran dan perhitungannya tidak menyadari bahwa ia sedari tadi sudah diperhatikan oleh kedua dayangnya dan dayang Han.
“Gonju, apa kau baik-baik saja? Mengapa wajahmu mendadak menjadi sangat pucat?”
Eun Hee tidak menjawab.
“Gonju” dayang Han mencoba mengoyang bahu Eun Hee namun tidak ada respon juga dari Eun Hee.
Eun Hee menatap dayang Han, “apa aku akan mati?”
“nde? Gonju, apa yang kau bicarakan?”
“Sejarah mencatatnya, perang ini, kematian putri yang tidak jelas, apa itu berarti hiduku akan berakhir di sini?”
“Gonju,” dayang Jo dan Byul mulai panik.
“Bawa Gonju ke kasurnya.” Dayang Jo dan Byul langsung membantu Eun Hee berdiri dan melangkah ke kasurnya, lalu mereka meletakan kepala Eun Hee dengan perlahan di atas bantalnya dan membaringkannya, Eun Hee memejamkan matanya namun dalam hatinya ia sama sekali tidak bisa tenang karena kenyatan kecil yang bru saja ia temukan dan mungkinkah sudah terlambat untuk ia sadari?
“Gonju, apa yang sebenarnya terjadi padamu?”
“Gongju, mengapa kau selalu membuat kami ketakutan, bicaralah, Gonju,”
Sejak kejadian saat itu Eun Hee masih tidak berbicara, wajahnya masih nampak pucat bahkan tiap malam Eun Hee akan mengalami demam ringan, dan itu semua membuat para dayang kerajaan, tabit istana dan bahkan Ibu Ratu menjadi khawatir. Hal ini masih dirahasiakan dari Yang Mulia Raja karena jika tidak itu hanya akan menambah beban Yang Mulia Raja.
“Gonju!” dayang Jo sudah tidak tahan dengan kelakukan Eun Hee , sampai sampai ia berani menaikan suaranya di depan Eun Hee. Tapi tindakannya justru mampu menarik perhatian Eun Hee yang dari tadi hanya memandang ksoong ke depan.
“Aku baik-baik saja,” jawab Eun Hee lemah
“Gonju, jika kau baik-baik saja kau tidak akan selemah ini dan kau tidak mungkin terlihat tidak bertenaga.”
Eun Hee hanya tersenyum kecil, “Aku tahu, maaf sudah membuat kalian khawartir, tapi aku benar baik-baik saja, bukankah tabit kerajaan mengatakan bahwa tidak ada penyakit apapun dalam diriku?”
Dayang Jo mendengus kesal, “Justru itu yang aneh! Gonju tidak sakit apa apa, namun Gonju justru terlihat sakit parah.”
Eun Hee yang sudah membuat semua orang khawatir akan dirinya merasa sedikti bersalah dan menyesal karena hanya memikirkan dirinya sendiri saja tanpa memikirkan orang orang yang ada disekitarnya juga terkena dampak dari kelakukannya yang mendadak menjadi seperti ini.
“Aku tahu, aku akan kembali menjadi diriku esok hari, bagaimana?”
“Kau harus menepati janjimu,”
Eun Hee mengangguk kecil, “Di mana dayang Han?” sejak kemari Eun Hee tidak melihat dayang Han di kamarnya, padahal bisa duduk tanpa berpindah sedikit pun dari tempatnya. Dayang Jo dan dayang Byul hanya saling memandang.
“Apa yang terjadi?” tanya Eun Hee dengan tidak sabar.
“Dayang Han dipanggil Yang Mulia Ratu, dan ia belum kembali sampai sekarang.”
“Apa ia dihukum?” suara Eun Hee nampak khawatir.
Dayang Jo dan dayang Byul hanya mengangkat bahu, “Gonju bukankah ini baik? paling tidak dayang Han tidak ada di kamar dan sekarang Gonju bisa tenang berada di kamar. Bukankah Gonju tidak menyukai dayang Han?”
Ya, aku memang tidak menyukainya tapi... bagaimana jika ia dihukum karena dituduh sebagai penyebab aku menjadi sakit, aku berbicara dengan dayang Han terakhir kali sebelum akhirnya aku menjadi seperti ini. Bagaimana jika dayang Han dihukum, ia tidak bersalah dan tidak tahu apa apa atas apa yang terjadi pada diriku.
“Gonju!” dayang Jo mengagetkan Eun Hee yang kembali melamun dan sibuk dengan pikirannnya sendiri.
“Aku harus pergi menemui Yang Mulia Ratu,” Eun Hee memaksakan diri berdiri namun ia jatuh lagi karena kakinya masih terasa sangat lemas.
“Gonju, janganlah memaksakan diri, aku yang akan mencari dayang Han.”