Joseon Unmyeong

Tanya Fransisca
Chapter #1

Bab 1

“Taejo, Sejong, Munjong, Dunjong, dan Sejo adalah raja-raja besar yang pernah memimpin dinasti Joseon, jika kalian perhatikan dengan baik maka ada sesuatu yang unik dari raja-raja tersebut. Akhiran nama mereka, akhiran nama merekalah yang menjadi hal yang unik. Jika kalian lihat, nama mereka selalu berakhiran dengan Jo atau Jong. Arti dari akhiran nama mereka adalah –“

Ding Dong Ding Dong Ding Ding Ding Dong

Jam besar sudah berbunyi, suara berisik dari kelas-kelas lain yang bubar mulai terdengar dan akan sangat menggangu jika kalian berada di kelas siang seperti saat ini. Kelas Sejarah Dasar – kelas spesial yang memiliki murid paling sedikit, karena itu mereka yang berhasil masuk ke Universitas Seoul dengan beasiswa wajib mengikuti kelas ini dan itulah yang sekarang dialami oleh Song Eun Hee – mahasiswi tingkat pertama yang berhasil masuk Universitas Seoul dengan nilai terbaik di jalur beasiswa.

Kapan kelas ini berakhir? Siapa yang peduli dengan nama mereka? Jika saja aku bukan murid beasiswa, aku tidak akan pernah melangkahkan kakiku di kelas ini! Keluh Eun Hee dalam hatinya. Berkali-kali ia menoleh ke belakang hanya untuk melihat jam yang nampaknya tidak bergerak sama sekali.

YA[1]! Kau gadis dengan sweater biru!” sepertinya tindakan Eun Hee yang selalu menoleh ke belakang akhirnya menarik perhatian sang dosen.

Eun Hee dengan panik langsung menoleh kembali ke depan, “Kau dalam bahaya Song Eun Hee,” bisik teman sebangkunya.

“Song Eun Hee, mahasiswi Sastra Korea tingkat pertama, berani-beraninya kau tidak mendengarkan pelajaranku dan terus menengok ke belakang! Apa dosenmu ada di belakang sana!” siapa sangka, dosen yang sudah terlihat retan dengan rambut yang sudah memutih itu masih sanggup berteriak dengan begitu keras. “Jika kau memang tidak suka kelas ini lebih baik kau keluar saja!”

Eun Hee hanya bisa diam dan menunduk, “Mianhae[2], Seonsaengnim[3]… aku–“ Eun Hee tidak melanjutkan ucapannya, ia mendongkak dan berdiri dengan tiba-tiba. “Seonsaengnim, apa tadi kau mengatakan keluar?”

YA! Nona Song apa yang coba kau lakukan?” teman sebangkunya menarik baju Eun Hee, berusaha membuatnya kembali duduk, tapi Eun Hee tidak mempedulikannya.

“Aku tahu mungkin ini tidak sopan, tapi bukankah secara tidak langsung bapak sudah memberiku ijin untuk keluar? Kalau begitu aku akan keluar, aku benar-benar minta maaf, tapi aku benar-benar mempunyai urusan mendesak.” Eun Hee mengucapkannnya dengan cepat dan dengan cepat juga ia segera meninggalkan kelas, bahkan sebelum sang dosen sempat berkata apa-apa.

Song Eun Hee mahasiswi tingkat pertama yang berani melawan dosen, itu bukanlah hal yang terlalu menakutkan bagi Eun Hee sendiri, tapi jika ia tidak memberikan suara dalam pemilihan ketua klub yang baru, itu adalah neraka tersendiri bagi Eun Hee.

Klub membaca adalah klub yang dipilih oleh Eun Hee. Walaupun terdengar seperti klub untuk anak-anak kutu buku, tapi klub yang hanya berisikan dua puluh orang peserta itu adalah klub yang paling terkenal di kampus ini. Sayangnya klub ini terkenal bukan karena kegiataan yang dilakukan oleh klub ini, melainkan karena Sang Woo. Mahasiswa tingkat akhir yang selalu menjadi idola baik diantara para mahasiswa maupun para dosen. Jadi adalah suatu keberuntungan bila bisa masuk ke dalam klub membaca, ditambah lagi klub membaca hanya menerima dua puluh orang anggota.

Penuh tenaga Eun Hee berlari dari lantai satu menuju lantai empat dengan hanya menaiki anak tangga, lift pasti penuh ketika jam makan siang membuat Eun Hee harus berlari. Rambutnya yang ikal panjang dibiarkannya tergerai dan berloncat-loncat mengikuti irama lari Eun Hee bahkan tas punggung yang cukup berat tidak menyurutkan semangat Eun Hee untuk terus berlari.

Mianhae, aku terlambat.” Eun Hee membuka pintu klub dengan nafas yang tersenggal-senggal, tapi yang ada di sana hanya ruangan dengan meja yang penuh dengan robekan kertas dan bungkus makanan ringan, nampaknya Eun Hee tidak perlu bertanya lagi kertas apa itu, dan hanya dengan melihat itu saja sudah jelas bahwa Eun Hee datang terlambat.

“Sang Woo,” Eun Hee mengambil salah satu kertas dan membacanya,

Lihat selengkapnya