Lapangan tempat bermain memiliki panjang sekitar 20 m, dengan lebar 10 m. Di sisi depan dan belakang terdapat 2 ring basket. Lalu, di lapangan itu banyak sekali garis. Mulai dari garis untuk bermain sepak bola, basket, voli, dan bulutangkis. Pada pukul 08.00 WIB, permainan tangkap balon dimulai.Kelompok yang mendapat giliran pertama untuk main, yaitu Kelompok Tim yang terdiri atas Mike, Dubert, dan Hilman melawan kelompok James, Doni, Nita, dan Asmat. Hilman juga merupakan teman dekat Tim, meskipun tidak sedekat dengan Mike, tapi Tim sering mengobrol dengan Hilman ketika waktu senggang. Hilman memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan Tim. Karena Hilman sendiri lumayan mahir dalam bermain basket, meskipun tidak semahir Mike dan Dubert. Hilman memiliki rambut keriting, berbibir merah tebal, berkepala oval, dan memiliki hidung mancung. Kulitnya putih kecoklatan. Serta memiliki mata yang seperti orang mengantuk.
“Woe, Tim. Yang bener yah, jalannya. Entar baru 5 menit, udah meledak balon kite”, kata Hilman di paling belakang barisan. “Tenang ae, Man. Bakal aku gocek-gocek mereka,”, kata Tim. Lalu, Kak Gino datang ke tengah lapangan, dan berkata kepada kedua kelompok, “Apa kalian siap?”. Kelompok Tim dan James menjawab dengan semangat, “SIAP, KAK!”. “Oke. Kalau begitu, kita mulai aja yah gamenya. Satu, dua, TIIIII…GAAAA!”. Kelompok Tim dan James langsung berlari mendekati, memikirkan strategi untuk memecahkan balon lawannya.
Tiga puluh menit berlalu, permainan berlangsung mengasyikan, sampai suatu ketika seluruh warga sekolah merasakan gempa bumi. Mereka berlari berhamburan keluar lapangan dan mencari tempat perlindungan. Namun anehnya, tidak ada satupun tiang ataupun pohon yang jatuh karena gempa tersebut. Gempa itu berlangsung selama 2 menit. Setelah itu, keadaan menjadi tenang kembali. Tampaknya, tidak ada satupun warga sekolah yang menyadari keanehan gempa bumi itu. Setelah keadaan benar-benar aman, mereka memutuskan untuk melanjutkan permainan.
Setelah hampir bermain selama 1 menit, Tim hampir memecahkan balon lawannya yang berada di pinggang Asmat, sebelum muncul portal putih yang muncul di tengah-tengah mereka. Kedua kelompok itu langsung terpental, saking kuatnya tenaga portal itu. Portal putih itu berbentuk lingkaran, berukuran 5 cm. Yang berada di lapangan tidak bisa melihat apa-apa, karena tenaga yang sangat kuat dari portal itu. Lalu, 30 detik kemudian, dari portal itu keluarlah monster yang menyeramkan. Monster itu berpunggung bungkuk, dengan duri besar di belakang pundaknya, dan memiliki duri-duri kecil di seluruh punggungnya. Monster ini juga memiliki 2 ekor yang ujungnya sangat tajam. Berbeda di bagian belakang, bagian depannya sama sekali tidak berduri. Monster ini berwarna hijau tua, dengan kulit yang kasar. Mata monster itu berwarna merah, bertanduk kecil, dan tidak memiliki telinga. Dagunya sangat tajam. Monster itu juga memiliki gigi yang sangat tajam dan banyak air liur berjatuhan. Mata monster itu berwarna merah cerah.