“WOI, TIM!”, teriak Mike yang berusaha membuat Tim sadar. Tim yang saat itu penglihatan, pikiran, dan pendengarannya teralihkan, langsung sadar dengan muka heran. “Kenapa, Mike?”. Mike menjawab dengan kesal, “Apa kamu lupa? Kita diserang, pikun. Liat sono.” Sambil menunjuk ke arah monster yang sedang menusuk salah seorang guru. Tim langsung ingat, “Oh, iya. Gua lupa. Kamu tunggu disini saja, Mike!”. Mike bertanya, “Emang kamu kenapa bisa bengong tadi?”. Tim yang saat itu hendak berlari menjawab, “Nanti gua jelasin, Mike. Kamu berlindung saja.”
Monster itu mendekati seorang anggota OSIS perempuan. Dia berjalan mundur, lalu tersandung oleh batu bata yang tidak rata. Monster itu berada di atas perempuan itu, lalu mendekati kepalanya ke kepala perempuan itu, sambil menggeram pelan. Perempuan itu menahan tangisnya. Ketika monster itu hendak menyakarnya, Tim yang dari belakang berteriak, “JANGAN DEKATI DIA, MONSTER!!!!” sambil mem-body kuat. Monster itu langsung terpental, sampai-sampai menjatuhkan sepeda motor yang terparkir di belakangnya.
“Kakak tidak apa-apa, kan?” tanyanya. “Iya, kakak tidak apa-apa.”, jawabnya dengan suara parau. Tim melihat kakak perempuan itu, dia langsung teringat dengan perempuan yang pernah ditaksirnya. Lamunan dia terhenti ketika monster yang dia body berdiri dengan muka marah. “Kak, larilah!”. Kakak perempuan itu bingung, “Apa kau serius? Kau akan terluka” Tim menepis, “Tidak akan. Pokoknya, lari saja”. Pasrah, perempuan itu meninggalkan Tim lewat jalan yang menuju jalan raya.
Monster itu melompat dan berada 5 cm di depan Tim. Tim dengan muka marah berkata, “Kau akan membayar atas apa yang kau lakukan” lalu memasang kuda-kuda layaknya seorang prajurit. Monster itu mengaum ke arah Tim dengan suara kencang dan panjang, seolah-olah hendak menakuti Tim. Tapi, Tim sama sekali tidak takut.
Monster itu mengarahkan salah satu ekornya ke arah Tim. Tim langsung menghindar dengan gesit. Belum puas, monster itu mengarahkan satu ekor lagi untuk menusuk Tim, Tim juga menghindarinya. Monster itu mengaum marah, lalu berlari mendekati hendak menyakar Tim, Tim mundur dengan sigap dan gesit sambil melihat adanya kesempatan untuk menyerang.