Journey in Alternative World (1)

Binnar Kurnia Ramadhan
Chapter #6

Sederet Pertanyaan

Selama 20 menit berlalu, mobil polisi dan ambulans berduyun-duyun datang ke sekolah SMA Jaya. Mereka mengangkut jasad monster yang sudah dikalahkan Tim dan jasad para korban, baik guru maupun murid. Guru mulai membereskan segala kerusakan dengan bantuan beberapa petugas polisi. Para murid yang masih hidup diintruksi oleh guru untuk beristirahat di halaman parkiran. Saat itu, Tim kebanjiran pertanyaan dan pujian oleh murid, baik kakak OSIS maupun murid biasa. Salah satunya Dubert dan Hilman.

 

 

“Tim, kok lu bisa ngalahin monster itu? Apa gak takut?”, kata Dubert. “Enggak, Dub. Awalnya, gua takut pas monster itu ngemakanin guru ama kawan gua. Tapi, pas pedang ini muncul gua langsung berani dan langsung nyerang monster itu,” sambil mengangkat pedang ajaibnya. Hilman yang penasaran berkata, “Emang, pedang itu darimana?”. Mike langsung ingat, “Oh, iya. Katamu mau cerita tentang kenapa kamu bengong pas kamu megang pedang itu. Ayo, ceritain”, pinta Mike. Hilman dan Dubert yang penasaran juga meminta hal yang sama.

 

Tim berkata dengan pasrah, “Kalopun aku ceritain, kalian mungkin tidak akan percaya. Tapi, karena kalian keras kepala, yowes aku ceritakan aja”. Tim mulai menceritakan pengalamannya ketika dia memegang pedang itu, mulai dari melihat prajurit berzirah Abad Pertengahan, kemunculan monster-monster yang meneror dunia, dan lain sebagainya. Selama bercerita, Mike, Dubert, dan Hilman mendengarkan dengan saksama. Selesai bercerita, Mike bertanya, “Abad Perdamaian? Gua kayak gak pernah dengar nama itu”, Hilman menyetujui, “Iya, gua juga gak pernah mendengarnya. Kamu mungkin salah dengar kali, Tim”. Tim menepis, “Tidak. Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Lagian, ahli sejarah itu orang Indonesia” katanya dengan pasti.

Lihat selengkapnya