“Kamu tidak apa-apa, Tim?”, tanya Mike ketika Tim mulai membuka matanya. Ketika sadar, Tim sudah berada di kasur tinggi yang empuk. Tim melihat sekeliling, mencari tahu dimana dia berada. Dia berada di semacam lobby utama. Di depan, dia melihat tangga kecil, lalu jalan keluar menuju halaman parkiran. Lalu, di kanannya terdapat ruang makan yang cukup luas, dengan orang-orang yang sedang makan di sana sambil berbincang-bincang. Kemudian, di depan kanan, ada pagar pembatas berwarna hitam yang membatasi antara lobby dengan kolam renang. Saat itu, banyak sekali orang-orang yang sedang berenang dengan asyik. Lalu, di kiri, terdapat pekarangan berwarna hijau dengan banyak sekali bunga-bunga yang indah, mulai dari bunga mawar, bunga melati, bunga matahari, dan lain-lain, dan banyak orang yang saling berbincang-bincang sambil menikmati sejuknya udara di sana. Ketika Tim menengok ke belakang, dia melihat lorong berwarna krem dengan loker biru tua yang berjejer-jejer. Tim tahu dimana dia berada. Ya, dia berada di Waterpark.
Tim lalu melihat pakaiannya, dia tidak lagi memakai seragam sekolah, melainkan kaos putih polos. Di kedua lengannya banyak sekali perban yang menempel, khususnya pada bagian pundak. Tim bertanya kepada Mike, “Kenapa aku disini? Dan siapa yang memberikan baju dan perban ini?”. Mike yang menunggu Tim menyesuaikan diri, kemudian menjawab, “Kamu tadi pingsan. Tubuhmu banyak yang luka, apalagi pundak.Mungkin karena kamu bertarung dengan para hewan itu. Baju itu diberikan oleh pak supir tadi, dia juga menjadi pemimpin dari orang yang selamat ini”. Tim yang mendengar jawaban Mike itu, bertanya lagi, “Selamat? Selamat dari apa?”. Mike menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian berkata, “Entahlah. Abis kita menggotong lu, kita pen tau apa yang terjadi sebenaarnya, tapi dia bakal nyeritan kalo lu udah sadar. Berat juga lu yah, ternyata”, sambil menampakkan muka jahilnya. “Gua tampol lu, yah!”, jawabnya tersinggung. Mike tertawa melihat reaksi Tim yang kocak. Mike meninggalkan Tim, berkata, “Sebentar, Tim. Aku panggil Hilman, Dubert, ama pak supir tadi”. Tim menjawab, “Oke”.
Beberapa lama kemudian, pak supir tadi bersama teman-teman Tim menghampiri Tim yang sedang tiduran. “Akhirnya, kamu baik-baik saja, yah. Saya sempat khawatir kalau terjadi apa-apa”, ucap pak supir itu. Hilman menyetujui, “Iya, Tim. Kita sempat khawatir. Kayaknya kamu berjuang terlalu keras”. Tim merasa malu dan bersalah, “Yah, karena keadaannya yang memaksa. Oh, iya pak. Kenapa banyak yang berenang di kolam? Apakah tidak khawatir jika nanti ada serangan dari hewan-hewan itu?”. Pak supir itu menjawab dengan yakin, “Jangan khawatir, kami sudah membuat dinding pelindung tak terlihat di atas Waterpark, jadi mereka tidak perlu mengkhawatirkan apapun”. Dubert bertanya, “Pak, katanya bapak bakal menceritakan semuanya, kalau Tim sudah sadar dari pingsannya”. Pak supir itu mengembuskan napas pasrah, lalu berkata, “Baiklah”, lalu meraih kursi yang ada di dekatnya.
Pak supir itu mulai bercerita, “Kisahnya dimulai 5tahun yang lalu, tepatnya bulan Maret 2009. Saat itu, para ilmuwan dari seluruh dunia bereskperimen dalam menggabungkan dua hewan menjadi satu”. Hilman menyela, “Bukannya udah ada yang pernah mencobanya?”. Pak supir itu menjawab, “Betul. Tapi, sayangnya hewan-hewan itu selalu mati. Aku tidak tau kenapa. Tapi, berdasarkan informasi yang saya dapat di internet, karena sel otaknya tidak kuat dalam merespon sel-sel baru yang disuntik ke dalam tubuhnya”, jawabnya. Tim dan teman-teman mendengarnya dengan saksama dan serius.
“Karena sering mengalami kegagalan, akhirnya 4 tahun kemudian, atau tepatnya bulan April 2010, para ilmuwan dari seluruh dunia yang mempunyai tujuan yang sama bekerja sama dalam membuat hewan gabungan ini. Hewan yang pertama kali mereka jadikan uji coba adalah tikus. Tikus itu mereka suntikkan DNA kodok. Dan hal mengejutkannya, sejam kemudian, tikus itu berubah menjadi seperti kodok. Kalian bisa membayangkannya sendiri. Tikus dengan tubuh kodok. Tapi, sayangnya 3 hari kemudian, tikus itu mati. Tapi, para ilmuwan itu tidak mau menyerah. Mereka terus mencoba dan terus mencoba. Akhirnya, 3 bulan kemudian, ketika mereka menggunakan uji coba monyet dengan DNA burung. Monyet itu bisa terbang dengan mengepakkan sayapnya seperti burung. Dan, mengejutkannya, monyet itu tetap hidup, meski 3 hari telah berlalu. Para ilmuwan itu merasa sangat senang dan bangga dengan percobaan mereka itu. Akhirnya, 6 bulan kemudian atau tepatnya Oktober 2010, hampir semua hewan yang ada di dunia ini adalah hasil gabungan. Mulai dari hiu cheetah, gajah berbadan gorilla, burung bertubuh kelelawar, dan lain sebagainya. Tapi, hal mengerikan mulai terjadi 2 tahun setelahnya”.