Tim akhirnya tertidur ketika sedang mengingat masa-masanya di SMP. Tim sama sekali tidak bermimpi, tapi dia mendengar bisikan lagi. Suara bisikan itu sama ketika dia berkejar-kejaran dengan para tentara tadi. Suara itu berbunyi, “Teruslah bertarung, kesatria. Lindungi duniamu dari kehancuran”.
Keesokan harinya, Tim merasa pundaknya didorong-dorong oleh seseorang. Ternyata, yang melakukannya adalah Mike. Suasana saat itu terang, menandakan kalau sudah pagi. Tapi, muka Mike terlihat sangat cemas dan ketakutan. “TIM, BANGUN!”. Tim masih dalam keadaan setengah sadar, terpaksa menuruti permintaan Mike. “Ada apa, sih?”, tanya Tim dengan muka setengah sadar. Mike menjawab, “Di depan gedung ada yang sedang berperang. Coba lu liat aja ke luar sana”, perintah Mike. Tim berusaha berdiri, dengan agak terhuyung-huyung ke arah jendela depan. Jendela itu memperlihatkan keadaan halaman parkiran dan bundaran. Disana, sedang terjadi baku tembak antara tentara Amerika Serikat dan Tiongkok. Dengan segera, Tim berlari ke arah Mike, kemudian berkata, “Ayo, kita kabur. Mana Dubert dan Hilman?”, tanyanya sambil memandang ke sekeliling. Mike menjawab kalau Dubert dan Hilman sedang mengawasi jendela belakang.
Tim berlari mengambil Pedang Eltraksta yang dia letakkan di samping dia tidur. Lalu berlari menyusul Dubert dan Hilman. Mereka berdua sedang mengawasi melalui jendela belakang. Karena jendelanya cukup besar, mereka bisa melihat keadaan di luar sana dengan jelas. Setelah Tim dan Mike berada di samping Dubert dan Hilman, mereka melihat segerombolan tentara yang sedang berlari ke arah pintu belakang itu. Dengan segera, Tim dan kawan-kawan langsungbersembunyi di belakang meja yang terbalik atau di bawah meja. Para tentara itu berlari memasuki gedung itu dengan cepat. Mereka terlihat mengatakan sesuatu kepada kawanannya, lalu berlari menuju jendela depan, kemudian menembak lawan mereka. Dari pendengaran Tim, mereka menggunakan Bahasa Inggris dengan logat Amerika.
Beberapa lama kemudian, Tim dan kawan-kawan berjalan perlahan-lahan keluar dari gedung itu tanpa membuat para tentara yang sedang berperang itu curiga. Setelah mereka sudah berada di luar gedung, mereka bisa mengeluarkan napas lega. Tapi apesnya, mereka justru tepergok oleh tentara yang berlari dari arah lain gedung. “You mosheng ren. Sheji tamen”, kata salah seorang diantara mereka. Lalu, mereka mulai menembak Tim dan kawan-kawan. Tidak buang-buang waktu, mereka langsung melarikan diri ke dalam hutan yang ada di depan mereka. Tim menginstrusikan kepada teman-temannya untuk terus berlari dan dia akan menyusulnya.Diapun bersembunyi di balik pohon besar.