Journey in Alternative World (1)

Binnar Kurnia Ramadhan
Chapter #21

Pulang

Beberapa lama kemudian, Tim sudah berada di pekarangan hijau. Saat itu, sudah berdiri Mike, Dubert, dan Hilman yang sedang menunggu di depan portal putih. “Lagi perpisahan, yah Tim?”, tanya Hilman. “Iya. Pasti kau yang memberitahukannya, kan?”, tanya Tim dengan cetus. Hilman tertawa cekikikan. Tapi, dalam hati, Tim bersyukur bisa mengenal lebih dalam Pak Tim.

 

Beberapa lama kemudian, Tim melihat ke sekeliling. Tampaknya masih sama ketika Tim pergi, hanya saja UFO-nya sudah tidak ada. Tim dan kawan-kawan menuju ke Lapangan Sutet yang saat itu sepi, dan mereka melihat kalau benda runcing yang dipanggil alien biru Deustron sudah tidak ada, dan mereka melihat para pekerja yang membangun jalan perumahan sedang sibuk bekerja. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini di ruas jalan yang sedang tidak dalam proses pembangunan, melintas beberapa mobil dan motor. Keadaannya mirip seperti dunia mereka berasal, tapi mereka tidak mau cepat-cepat mengambil kesimpulan. Mereka memutuskan untuk menelusuri jalan raya itu. Suasana saat itu agak panas dan terik. Selama perjalanan, mereka mengeluh kehausan, termasuk Tim yang baru saja meminum botol kemasan milik Pak Tim.

 

Beberapa lama kemudian, mereka menemukan supermarket yang dingin nan sejuk. Tanpa pikir panjang, mereka memasuki supermarket itu dan membeli botol minuman kemasan dan beberapa minuman ringan. Dubert sampai-sampai membeli 3 botol minuman untuk menghilangkan dahaganya. Setelah membayar, mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan membawa kantong plastik yang berisi minuman yang mereka beli tadi.

 

           Mereka merasa seperti seorang pengembara saja. Mobil dan motor yang melintas di samping mereka semakin membuat keadaan semakin panas. Akhirnya, tidak lama kemudian, mereka menemukan terowongan. Mereka memutuskan berteduh sebentar sambil minum minuman yang mereka beli sampai habis. Lima belas menit kemudian, mereka melanjutkan perjalanan. Mereka penasaran dimana mereka berada, karena sejauh ini, mereka masih belum menemukan kejadian aneh lagi. Selama perjalanan, mereka melihat sapi-sapi dan kambing yang sedang makan rerumputan di pekarangan hijau yang sangat luas. Lalu, mereka melihat kebun-kebun yang sangat luas, yang disana banyak para pekebun yang sedang memetik hasilnya. Meskipun keadaannya panas dan terik, tapi mereka masih saja melihat ada yang berolahraga jogging.

 

Beberapa lama kemudian, mereka melihat pasar modern yang ramai. Pasar itu memiliki halaman parkiran yang cukup luas, dengan gedung yang cukup besar. Disana, banyak dijual beragam barang, seperti makanan dan minuman, pakaian, sayur dan buah-buahan, bahkan ada yang menjual jam tangan mahal. Benar-benar seperti mall pinggiran saja, pikir Mike.

 

Lihat selengkapnya