Dengan petunjuk warga sekitar, Tim dan Mike sudah berada di halaman Monas. Perkataan Dubert benar. Monas yang merupakan singkatan dari Monumen Nasional, kalah setengah meter dengan portal putih yang ada di samping kanannya. Ketika Tim dan Mike tiba, banyak para warga termasuk polisi dan petugas ambulans yang melihat portal itu dengan muka penasaran. Bahkan, ada yang memotret dan merekam kejadian tak terduga itu. Setelah mencari-cari, ternyata Dubert ada di paling depan gerombolan, bersama dengan Hilman. “Sudah berapa lama portal ini muncul?”, tanya Tim kepada Dubert. Dubert menjawab seraya melihat jam tangannya, “Sekitar 10 menit. Tapi, tidak ada satupun yang keluar dari portal itu,”. Tim menambahkan, “Apapun itu, pasti buruk”. Dubert mengangguk setuju.
Beberapa lama kemudian, ketika asyik menonton, tiba-tiba Tim dan kawan-kawan bersama para warga yang ada di lokasi kejadian mendengar suara auman yang sangat keras. Kemungkinan suara itu berasal dari portal putih itu. Tidak hanya di lokasi kejadian, orang yang sedang beres-beres sekitar 5 km dari lokasi kejadian bisa mendengar suara auman itu. Raut muka penasaran berubah menjadi raut muka ketakutan. Tidak buang-buang waktu, Tim berteriak kepada gerombolan yang ada di belakangnya, “SEMUANYA, CEPAT LARI DARI SINI!”, perintahnya. Tanpa pikir panjang, gerombolan yang tadinya ramai, langsung bubar karena perintah Tim tadi. Mereka berlari sambil berteriak panik dan ketakutan. Tim dan kawan-kawan terpaksa berhimpit-himpitan ketika gerombolan itu bubar.
Tim mendengar suara auman yang sama. Kali ini, sosok yang mengeluarkan auman itu menampakkan wujudnya. Ternyata, sosok itu adalah seekor harimau berukuran sangat besar, seukuran Monas. Harimau itu adalah harimau berkulit oranye dengan hitam belang dan warna putih di bagian perut. Di ekornya, terdapat motif warna oranye dan hitam yang melingkar sampai ujung ekor. Di bagian punggungnya, terdapat sepasang sayap berwarna hitam yang sedang menutup di punggungnya. Lalu, harimau itu memiliki sepasang taring yang sangat tajam di bagian depan giginya. Setelah harimau itu keluar dari portal, portal itupun menutup. Para warga mulai bertambah panik. Mereka berteriak ketakutan, seraya mencari tempat perlindungan. Harimau itu mengaum ketika melihat mangsanya yang sangat banyak. Tidak lama kemudian, harimau itu ditembak oleh sekelompok polisi yang berada di depan pagar Moonas. Harimau itu mengaum marah. Ekor harimau itu tiba-tiba berubah menjadi tubuh seekor ular, kemudian dia mengayunkannya ke arah Monas sehingga para anggota polisi jatuh tertimpa bagian Monas. Harimau itu melompati bagian Monas yang rusak itu, lalu dia mengaum ke atas. Suaranya sangat menggelegar.
Beberapa lama kemudian, harimau itu ditembak oleh rocket launcher. Ternyata, jauh di sampingnya, ada sekelompok anggota SWAT yang bersama-sama menyerang harimau itu. Harimau itu mengaum marah. Beberapa lama kemudian, perut harimau itu muncul warna oranye kemerahan. Warna oranye kemerahan itu menaik ke arah tenggorokan harimau itu. Tidak lama kemudian, harimau itu mengeluarkan api yang sangat besar dari mulutnya. Para anggota SWAT itu terbakar habis-habisan. Kendaraan merekapun hancur meledak. Tim yang melihat pemandangan itu berkata, “Itu bukan hewan percobaan”, kata Tim.
Setelah membakar habis seluruh anggota SWAT, harimau raksasa itu naik ke salah satu gedung. Disana, dia mengaum ke arah langit dengan keras, seperti hewan yang berhasil mengalahkan mangsanya. Setelah itu, harimau itu melihat ke arah Tim dan kawan-kawan yang sedang melarikan diri. Tim mengetahui kalau harimau itu memandang ke arahnya dan kawan-kawannya. Dia menyarankan kepada kawan-kawannya agar segera berbelok ke jalan raya di sampingnya, yang dipadati oleh gedung-gedung besar. Harimau itu menggeram pelan sambil memandang Tim dengan tajam. Dia membuka sayap yang ada di punggungnya, lalu mengambil ancang-ancang. Tidak lama kemudian, harimau itu melompat dan dia terbang menggunakan sayapnya. Para warga yang berlarian seperti bermimpi ketika melihat seekor harimau bisa terbang dengan sayap layaknya burung. Harimau itu mendarat di samping salah satu gedung tinggi yang sejalur dengan rute Tim dan kawan-kawan. Tim menyadari keberadaan harimau itu. Sebelum harimau itu bertindak, Tim sudah melancarkan anak panah yang meledak ketika di depan muka harimau itu, sehingga Tim dan kawan-kawan bisa terlepas dari pandangan harimau itu.
Sebelum asap di sekitar muka harimau itu menghilang, Tim dan kawan-kawan sudah bersembunyi di batas antara dua gedung yang sempit. Harimau itu mendarat dengan kencang di jalan raya untuk mencari mangsanya. Para warga yang berlarian di sekitarnya sama sekali tidak dianggap olehnya. Entah kenapa, Tim merasa kalau harimau itu memiliki pikiran dan berusaha menyerang dirinya. Tapi kenapa? Beberapa lama kemudian, harimau itu mengaum lalu berlari ke depan. Tim dan kawan-kawan kaget dan cemas ketika harimau itu berlari melintas di depannya. Setelah hilang dari pandangan, mereka mengeluarkan napas lega.