3.Melangkah lebih jauh lagi
“Berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi adalah salah satu hal yang terberat untuk di lakukan, namun ketika kita mau meraih mimpi kita yang berada jauh dengan kita, kita harus berani mengorbankan segalanya yang kita sayangi. Dan selalu yakinlah karena akan selalu ada Allah untuk menjaga mereka yang kita sayangi.”
Sang rembulan kini masih bersinar redup karena terhalang oleh awan yang tak mengizinkan rembulan untuk bersinar. Di teras sebuah kamar yang redup dari cahaya rembulan terlihat seseorang yang sedang duduk memandang sang rembulan dengan penuh arti.
"Mungkin Allah belum mengizinkanku untuk bertemu denganmu, tapi suatu saat nanti pasti ada saatnya kita di pertemukan kembali dan menjalani kehidupan dengan seperti dulu lagi." Ucap Shariz dengan memandang rembulan yang sedikit bersinar.
"Mudah-mudahan apa yang kita inginkan sesuai dengan takdir yang telah Allah tentukan untuk kita." Kata seseorang dari arah belakang Shariz.
"Papah? Ko papah ada di sini? Papah belum tidur?" Tanya Shariz terus-terusan sambil menghadap ke arah papahnya yang sudah duduk di sampingnya.
"Iyah, dari tadi papah ketuk pintu tapi nggak ada jawaban yaudah jadi papah langsung masuk." Jawab sang papah.
"Emang papah ada perlu apa sampe-sampe papah ke kamar Shariz?" Tanya Shariz lagi.
"Kan, tadi kamu bilang mau ke New Yorknya sekarang-sekarang, jadi papah mau ngasih tau kalo papah udah beli tiket ke New York buat nanti lusa."
"Hah lusa, nggak terlalu cepet? Terus papah gimana?"
"Tenang aja papah ikut ke sana tapi cuma beberapa hari doang, ya sambil ngurusin cabang-cabang perusahaan yang di sana."
"Oh... Shariz kira papah nggak bakal ikut karena sibuk sama urusan perusahaan."
"Ya enggaklah kan sekarang papah cuma punya kamu masa sih papah nggak nganterin kamu pergi buat belajar."
"Oh ya kamu jangan lupa kabarin sahabat-sahabat kamu kalo kamu mau berangkat lusa. Terus juga harus jaga kondisi kamu biar pas waktu mau pergi nggak ada hambatan." Lanjut sang papah.
"Iyah pah..." Jawab Shariz menurut.
"Udah sekarang kamu tidur jangan diem di teras kaya gini angin malam tuh nggak baik buat kesehatan tubuh." Kata sang papah lagi.
"Iyah papah..." Kata Shariz dengan nada menuruti semua perintah papahnya.
"Ya udah papah mau ke kamar. Inget langsung tidur." Ucap Papahnya menegaskan ulang.
"IYAH PAPAH...." Ucap Shariz meyakinkan sang papahnya.
"Good night."
"Too."
Shariz menggelengkan kepala dan tersenyum melihat papahnya kembali seperti dulu yang selalu bawel menasehati Shariz. Ya begitulah kehidupan Shariz yang tanpa di temani oleh seorang ibu, semenjak ibunya pergi meninggalkan dirinya dan sang papah mulai dari situlah papahnya adalah segalanya.
~#####~
Kini waktu menunjukkan 21.12. Dimana beberapa orang sudah mulai merilekskan otak-otaknya untuk beristirahat. Tapi berbeda dengan mereka orang yang selalu tidur di waktu yang sudah sangat larut.
Grup Bismillah Sukses
Bos
Assalamu’alaikum.
Kita besok jam 9 pagi kumpul
di markas kita yang dulu ada
sesuatu yang mau gue ngasih
informasi.
Rizky
Wa’alaikumsalam. Informasi apaan bos ?
Azki
Wa’alaikumsalam.
Iyah bos, ada informasi apaan ?
Vian
Wa’alaikumsalam.
Zimar
Wa’alaikumsalam.
Bos
Nanti kalian juga pada tau
informasi apa. Jangan sampe lupa
semuanya harus hadir kecuali
ada halangan yang nggak akan
buat kalian pada menyesal.
Azki
Siap bos.