Terdampar

Bla
Chapter #6

Pulau Berhantu

Mataku memindai ke daerah di sekelilingku.

Awalnya yang kulihat hanyalah sebuah lapangan besar yang dikelilingi pohon-pohon raksasa, seolah-olah tidak ada apa-apa.

Namun, jika diperhatikan lagi, terdapat sesuatu yang menarik.

Tidak terlalu jelas, tapi aku yakin aku melihat sesuatu seperti puing-puing yang tersisa dari sesuatu yang telah rusak parah atau hancur.

Ukurannya besar sekali, tersembunyi di balik semak-semak, di bawah cahaya matahari yang menyengat.

Sepertinya berwarna kuning, namun aku tidak yakin sebab dilapisi debu, membuatnya terlihat kecokelatan. Debu membentang di setiap permukaan seperti salju kotor, lapisan debu murni, bagaikan bola-bola salju yang berjatuhan.

Sambil berjalan secara perlahan, aku memicingkan mataku.

Di sebelah kananku, terdapat dua puing besar berbentuk bagaikan sayap, dan terletak di bagian belakang sayap, terdapat sebuah flap yang kuketahui untuk membantu meningkatkan daya angkat pesawat ke udara.

Itu yang aku pelajari dulu saat SMA mengenai cara sebuah pesawat bekerja dari ayahku yang merupakan seorang aerospace engineer.

Flap ini dipasang untuk menelusuri tepi bagian sayap. Flap ini memanjang keluar dari sayap dan meningkatkan kekuatan sayap sehingga dapat mengangkat pada kecepatan rendah, yang penting agar mendarat dengan lancar….tapi yang kulihat sayap ini sudah hancur berkeping-keping. Kemudian aku menengok ke sebelah kiriku, terdapat kumpulan roda-roda yang besar sekali…di sampingnya terdapat sebuah baling-baling yang kuketahui itu seperti baling-baling yang dimiliki sebagian besar pesawat propeller ….. di hadapanku terdapat sesuatu yang berbentuk seperti sayap horizontal yang menonjol keluar. Sepertinya ini adalah ekor pesawat. Biasanya ini yang membantu menjaga keseimbangan pesawat saat terbang naik turun. Terdapat permukaan berengsel yang dipasang di belakang stabilisator horisontal. Ini berfungsi sebagai pasangan simetris, yang kuketahui bernama elevator.

Saat elevator naik, pesawat naik. Saat elevator turun, pesawat juga ikut turun.

Ah, jadi teringat kenangan indah itu.

Saat itu aku masih berusia 16 tahun, dan aku sempat terkagum-kagum dengan pekerjaannya itu. Setiap pulang kerja, ayahku sering menunjukkan padaku cara kerja sebuah pesawat. Sungguh menyenangkan. Hanya sayangnya, ayahku meninggal saat aku baru lulus SMA.

Apalagi di saat seperti ini, aku jadi semakin merindukannya.

Pesawat….

Tunggu dulu….sayap pesawat….stabilisator horizontal pesawat…Pesawat!

Ternyata, bagian-bagian yang semula tidak terlihat jelas olehku adalah puing-puing dan bagian-bagian sebuah pesawat, mungkin telah terjadi kecelakaan udara yang menghancurkannya.

Kenapa aku tidak menyadarinya dari awal? Betapa bodohnya diriku.

Aku mengamati kembali puing-puing tersebut, astaga, jika diperhatikan lagi, mungkin pesawat ini berusia lebih tua daripada aku.

Jauh lebih tua.

Apa yang menyebabkannya bisa terjatuh di pulau ini? Di tengah-tengah hutan pula?

Aku memerhatikan dengan seksama puing-puing pesawat yang tersebar di mana-mana. Tidak bisa kubayangkan apa yang telah terjadi pada pesawat ini. Banyak sekali yang bisa menjadi penyebab sebuah kecelakaan pesawat: bisa karena kegagalan / kerusakan peralatan, cacat dalam pesawat seperti cacat desain, cacat pabrikan, atau keausan saat digunakan, kesalahan manusia, tabrakan di udara, kesalahan pilot maupun cuaca.

Aku memberanikan diri untuk mendekati salah satu puing tersebut, meletakkan golokku di tanah, lalu menyentuh bagian tubuh pesawat yang sudah terkubur oleh debu yang tidak pernah berakhir, tidak memiliki arti lagi.

Aku berjongkok untuk mengamati.

Kemudian aku beranjak memasuki kokpit.

Tanganku merogoh isinya, mencoba untuk mencari sesuatu yang berguna. Mungkin ada sesuatu yang bisa kugunakan di sini, atau mungkin sebuah radio untuk mengirim sinyal.

Setiap gerakan mengirim pusaran debu ke udara, partikel berdebu memantulkan sinar matahari yang tampak seperti kilau, atau mungkin debu peri, dan bukan kelabu kelabu kusam di atas puing-puing pesawat.

Saat aku menyaring dan memilah-milah, mataku terus-menerus mencari sesuatu di antara debu cokelat yang berputar-putar.

Lihat selengkapnya