Oh, Jian ingin merayakan ulang tahun? Papa dan Mama akan mengurus semua makanan dan bingkisan untuk dibagikan ke teman-temannya. Aku masih ingat bagaimana Mama sibuk mempersiapkan segalanya, berulang kali menelepon katering dan toko kue untuk memastikan pesanan mereka sempurna.
Pada ulang tahunnya yang ke-4, Jian merayakannya di rumah. Mendekorasi rumah, memesan catering, dan mengundang keluarga kecil. Aku ingat bagaimana kami semua bekerja sama untuk mengubah ruang tamu menjadi surga kecil penuh balon dan pita warna-warni. Jian tidak bisa berhenti tersenyum saat melihat transformasi rumah kami.
Mendekorasi rumah, memesan catering, dan mengundang keluarga kecil. Aku ingat betapa sibuknya rumah kami pagi itu. Balon warna-warni menghiasi setiap sudut, spanduk "Selamat Ulang Tahun Jian!" terpampang besar di dinding ruang tamu. Aroma lezat dari berbagai hidangan memenuhi udara, membuat perutku keroncongan sejak pagi.
"Ayo, bantu Mama pasang pita ini," ujar Mama, tangannya penuh dengan pita warna-warni.
Aku mengangguk, mengambil beberapa pita dan mulai menempelkannya di dinding. Sementara itu, Jian hanya berlarian di sekitar rumah, tertawa-tawa melihat persiapan pesta untuknya. Suara tawanya yang riang memenuhi setiap sudut rumah.
"Look! So many balloons!" seru Jian, matanya melebar kagum melihat puluhan balon warna-warni yang memenuhi ruang tamu. (Lihat! Banyak sekali balonnya!)
Pesta itu berlangsung meriah. Meski hanya dihadiri keluarga dekat, tawa dan kegembiraan memenuhi setiap sudut rumah. Jian tidak berhenti berlarian, memamerkan gaun barunya pada setiap tamu yang datang.
"Look at my dress!" Jian berputar-putar di depan salah satu tamu, membuat gaun merah mudanya mengembang.
"Wow, you look so beautiful!" puji salah satu tanteku, membuat senyum Jian semakin lebar. (Wah, kamu terlihat sangat cantik!).
Aku tersenyum melihat kebahagiaan adikku, meski ada sedikit rasa iri yang menggerogoti hatiku. Tapi aku berusaha menepisnya, mengingatkan diriku bahwa kebahagiaan Jian juga kebahagiaanku.
Setahun berlalu, dan kini saatnya Jian merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Kali ini, perayaannya diadakan di TK. Pagi-pagi sekali, rumah kami sudah dipenuhi aroma lezat ayam goreng yang baru dimasak.
Mama mondar-mandir di dapur, wajahnya menunjukkan campuran antara antusias dan cemas. "Bagaimana ini?" gumamnya, sambil menghitung kotak-kotak makanan yang sudah disiapkan. "Anak-anak TK bisa makan banyak. Apa cukup, ya?"
Aku yang sedang membantu memasukkan bingkisan ke dalam tas-tas kecil, mendongak. "Ma, bukannya ini udah lebih dari cukup? Ada lebih dari 20 potong ayam krispi, belum lagi nasi dan minumannya."
Mama menggeleng, masih terlihat ragu. "Lebih baik berlebih daripada kurang," katanya tegas. Lalu dia meraih ponselnya dan mulai menelepon pedagang ayam krispi langganannya untuk memesan tambahan.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala, takjub dengan perhatian dan dedikasi Mama untuk membuat pesta ulang tahun Jian sesempurna mungkin.
Setengah jam kemudian, mobil kami penuh sesak dengan kotak-kotak makanan dan tas-tas berisi bingkisan saat kami berangkat ke TK Jian pagi itu. Aroma ayam baru digoreng memenuhi setiap sudut mobil, membuat perutku keroncongan meski baru saja sarapan.
Sesampainya di TK, salah satu guru Jian menyambut kami dengan mata terbelalak. "Wah, banyak banget ini, Mom, makanannya…"
Mama hanya tersenyum bangga, "Nggak apa-apa, Bu, biar semua kebagian."
Aku membantu menurunkan kotak-kotak makanan dan tas bingkisan, sementara Jian berlarian menghampiri teman-temannya dengan penuh semangat. Suasana TK langsung riuh dengan celoteh riang anak-anak yang tidak sabar menanti pesta dimulai.
Dan benar saja, semua makanan itu ludes tidak bersisa. Aku memperhatikan bagaimana anak-anak dengan lahap menyantap ayam krispi, nasi, dan minuman yang disediakan. Jian berdiri di tengah ruangan, dengan mahkota kertas di kepalanya, tersenyum lebar saat teman-temannya menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" untuknya.
Dan lagi, setahun kemudian, pada ulang tahun Jian yang ke-6, perayaannya menjadi lebih meriah lagi. Kali ini lokasinya bukan di sekolah TK melainkan di Water Park.Hari itu merupakan pertama kalinya aku mencicipi kue motif sapi yang berisi 3 rasa es krim, rasa dingin dan manisnya meleleh di lidahku.