Blurb
Entah sampai kapan Juan harus bersabar. Sabar menghadapi setiap kata kasar dan kebencian dari Saudaranya. Bukan lagi kasih sayang, namun hinaan yang sesekali menyakiti batinnya. Namun Juan sadar, tak ada gunanya menyimpan kebencian. Berusaha lebih tegar menjalani hari yang dijalaninya adalah satu-satunya cara agar terhindar dari rasa dendam.
Mengetahui siapa yang telah membunuh sang Adik adalah sebuh mimpi terburuk baginya. Orang lain yang berbuat, namun Dirinya yang mendapat tuduhan yang bukanlah fakta.
Entah bagimana dan sampai kapan Ia dapat mengakhirinya. Yang pasti, Juan lelah. Tak sekuat itu Ia mampu bertahan.
'Andai waktu yang telah berlalu dapat kuputar kembali, mungkin tak akan ku sia-siakan keajaiban itu untuk mencegah mimpi buruk ini terjadi. Sayangnya hal itu hanya sebuah harapan dari keputus asaan yang mustahil terjadi'
-Juan Affandra-