“Assalamualaykum.”
Gue masuk rumah dan salam gue dijawab barengan sama si Odah dan Jaenap. Gue langsung mencari-cari keberadaan enyak. Ternyata, gue temukan enyak sedang ada di dapur.
“Masak apa, Nyak?”
“Soto, kesukaan babeh Lu.”
“Hm, Enyak tapi kaga sedih kan? Leha bantuin yak, Enyak sambil jelasin ya biar Leha ngerti dan bisa masak sendiri nantinya.”
Gue sambil sedikit menundukkan badan agar sejajar dengan mata enyak dan menepuk pundak enyak dengan tangan kanan gue.
Enyak membalas dengan senyuman dan gue lihat ada genangan air di ujung matanya.
“Lu makin dewasa sekarang, Ha. Enyak terharu.”
Kedua telapak tangan enyak yang habis pegang bahan-bahan soto nemplok di kedua pipi gue. Hm, jarang banget ada moment kayak gini. Biasanya enyak kerjaannya ngomel mulu dan gue yang always salah. Ya, emang ya, ujian hidup itu bikin kita jadi lebih dewasa dari sisi pemikiran dan juga sikap. Jadi nikmatin aja. Kalo diuji gue bayanginnya kayak ujian naik kelas aja. Ada dua kemungkinan, lulus terus naik kelas atau remedial sampai naik kelas.