Siang terasa terik pada hari ke dua di bulan Juli. Sempoyongan angin membawa hawa yang ingin mendekam dalam selimut saja, tidak ingin melakukan apapun yang berat dan menguras tenaga.Pemikiran tanpa henti dan berfikir tetap lanjut untuk beraktifitas, bukan para pelajar saja tetapi sebagian orang pekerja di lapangan seperti itu.
Dara menuju kelas dengan hati yang setidaknya masih kacau, pikiran dalam porak-poranda tanpa tujuan, arah yang tak tentu jelas. Kaki memang melangkah ke kelas tetapi apakah bisa berfikir jernih dalam hitungan detik?
Lelah hati dan pikiran yang dirasakan Dara sekarang sampai ke ujung ubun-ubun. Tidak tahu harus bagaimana, pertengkaran antara Papa dengan wanita baru yang berakhir pisah. Mending saja tidak memperlihatkan adu mulut kepada anak berumur 17 tahun, walaupun umur cukup tetapi mental yang dirasakan bisa terpental tak terarah.
"Hey ra...",tepuk Rosa pada pundak Dara yang melamun sendiri dengan memperhatikan anak-anak bermain basket di lapangan bawah. Telinga Dara tersumpal pada angin kelamunan malam tadi, sumpek dan kotor.
"Ra..., Hey! (menggoyang-goyangkan badan) Kok bengong sih?"
"Ha?? Gimana? Aku ketinggalan apa?"
"(menghela nafas) Ketinggalan pr MTK mu di rumah. Aku tu dari tadi di sini lo Dara. Kamu kenapa sih? Ada masalah? Cerita gitu loh. Muka mu kusut pagi ini, biasanya juga ceria", tatap Rosa yang penih penasaran.
Dara hanya diam,melanjutkan langkahnya menuju kelas yang sudah ramai anak-anak yang siap tidak siap mengikuti pelajaran. Memang benar telinga Dara sumpek dan hati tak peduli mendengarkan kata orang.
"Aduh!", resah seorang pemuda, penguasa organisasi menaungi kegiatan sekolah.
"Maaf aku nggak sengaja (menunduk) menendang kaki belakang...mu...(menegakkan kepala)",
Badan tegak, bak benteng siap melindungi istana berdiri di hadapan Dara. Tatapan mata saling terjadi pada sepuluh detik terakhir. Jantung yang tak henti-hentinya berdegup kencang menambah gas kekencangan di antara mereka.
Rosa melihat dari kejauhan kejadian drama yang tak terelakkan, ingin menegur tetapi apa daya dia juga merasakan yang sama seperti dua sejoli di mabuk asmara. Dara langsung saja berlari menghindari Rizky yang di tabrak nya tadi, tanpa meninggalkan pesan dan kata-kata. Rosa tiba-tiba merasakan kesiksaan bisu berarti di dalam nya, ingin berkata memampuskan orang yang sengaja menyakiti, tangan mengepal siap melakukan apapun.
Kelas di mulai kurang lebih sudah 7 jam, berada di sekolah dalam waktu lama membuat hati suntuk dan bosan ingin melakukan apapun yang tak merugikan nama sekolah maupun siswa. Banyak siswa yang meganggur tiba-tiba karena banyak guru yang tiba-tiba tidak masuk karena sebuah alasan, tugas menanti untuk mengganti kelas bertatap muka.
"Dara, aku merasa bosan. Bisakah kita ke perpustakaan saja? Aku ingin membaca novel atau buku pelajaran. Oh iya besokkan ulangan Miss Sarah, ayolah kita mencari buku MTK atau sains lainnya",