Juliana & Muhidin

Oleh: Rangga Suria Danuningrat

Blurb

Novel ini berkisah tentang seorang pemuda desa yang berpenampilan sederhana namun sangat pendiam bernama Muhidin serta gadis pirang bermata coklat bernama Juliana Sylviana Huguenin. Tokoh lainnya di dalam novel ini adalah seorang prajurit Jepang berpangkat Kapten Infantri bernama Ishigiro Yamada.

Muhidin bersama ayahnya awalnya pernah bekerja pada ayah dari Juliana yaitu Tuan Andrian Johanes Huguenin seorang administratuur perkebunan teh berkebangsaan Belanda . Sehari-harinya Muhidin bertugas mengasuh kakaknya Juliana yaitu Peter Nickolaus Huguenin hingga anak-anak Belanda itu menjalin persahabatan yang erat dengan pengasuhnya tersebut. Ketiga insan beda bangsa itu harus terpisahkan pada saat pendudukan Jepang karena keluarga Huguenin ditawan oleh pasukan Dainippon di kamp penyiksaan Jepang yang kejam di bekas Pekebunan Teh dan Kina Ramawatie Sukabumi .

Ketika dalam perjalanan menuju ke Perkebunan Ramawatie, dalam sebuah tragedi jatuhnya pesawat pemburu Jepang yang ditembak jatuh pasukan KNIL, Juliana dan ibunya, Maritje yang terpisah dari Ayah dan Kakaknya berhasil meloloskan diri kedalam hutan hingga mereka akhirnya dapat diselamatkan oleh pasukan Marinir Belanda dan diterbangkan ke negeri kincir angin itu lewat Darwin Australia.

Muhidin pada saat pendudukan Jepang lalu bergabung dalam Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) dan menjalin persahabatan dengan Yamada, seorang Kapten Dainippon dari kesatuan infantri yang awalnya sangat bengis dan sempat menjadi musuh sang pemuda pribumi tersebut. Muhidin dan Yamada awalnya sempat bertarung hidup dan mati hingga Muhidin hampir kehilangan nyawanya. Namun seiring dengan waktu, mereka tersadarkan akan arti persahabatan yang sesungguhnya

Ketika berada di Belanda, Juliana mendengar kabar kematian Ayah dan Kakaknya yang tragis dieksekusi oleh Jepang, namun mayat keduanya seolah hilang tak berbekas hingga mengakibatkan Juliana nekad bergabung dengan Polisi Militer Belanda agar ia ditugaskan di Sukabumi dengan tujuan agar bisa mencari dimana ayah dan kakak kandungnya dimakamkan. Pada saat kembali ke Sukabumi tahun 1947, Juliana mendapatkan kenyataan pahit bahwa dia harus berada dalam kubu pasukan Polisi Militer Belanda yang saat itu sedang mencari Muhidin dimana kini sang pemuda pribumi tersebut menjadi pejuang kemerdekaan RI serta menjadi buruan paling dicari karena melakukan perlawanan kepada Belanda dan Sekutu dengan sengit. Gadis pirang bermata coklat itu kini dihadapkan pada pilihan sulit ketika Juliana yang telah berpangkat letnan polisi militer diberikan tugas oleh atasannya untuk memburu pejuang nan tangguh itu dalam keadaan hidup ataupun mati.

Cerita novel ini selain dibumbui oleh kisah romantika kehidupan pada masa kolonial dan pasca kemerdekaan RI dengan latar belakang perkebunan teh yang indah di Sukabumi, juga dibalut oleh sepenggal kisah penuh misteri nan menegangkan yang dilatarbelakangi oleh kisah kekejaman pasukan Dainippon.



Lihat selengkapnya