Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita. (Q.S At-Taubah: 40)
***
“Loh, bukannya endorse baju gamis udah minggu kemaren?” sergah Raccel pada Kania dengan kening berkerut. Pasalnya Raccel, si selebgram hits ini tidak terlalu suka mempromosikan hal-hal yang beratribut agama. Sudut hatinya merasa belum siap.
“Udah pake aja!” seru Kania sembari melemparkan gamis itu ke tangan Raccel.
“Bentar dulu.” Raccel mencoba mengelak. “Jelasin dulu asal muasal produk ini dari mana? Gue nggak bisa asal make, ya. Gimana kalau gamis ini bikin badan gue gatel-gatel? Lo udah check dan recheck, kan, Kak?”
Kania memutarkan bola matanya. Gemas dengan tingkah Raccel.
“Kagak bakal elah, Maemunah! Itu gue yang beli sendiri dari butik langganan kita! Jadi, buruan pake!” Kania mencoba mendorong Raccel ke walk in closet. Namun, gadis berpipi tembam itu berhasil melakukan pertahanan diri. Raccel Menatap Kania dengan sorot mata curiga. Ada yang aneh, pikirnya.
“Jelasin semuanya sama gue!” tuntut Raccel berkacak pinggang setelah melempar gamis bermotif polkadot itu ke atas kasur.
Kania nyengir salah tingkah, tapi tidak bertahan lama. Perempuan berusia 23 tahun itu berdeham profesional. Membuat Raccel sebal dengan tingkah sepupu sekaligus manajernya ini.
“Jadi sepupuku sayang! Kenapa gue bawain gamis unyu ini? Karena … mulai sekarang gue mau lo pake hijab!” jelas Kania dengan diplomatis. Senyum terukir di bibirnya yang tipis.
Sementara Raccel mengangkat kedua alisnya tidak paham. Gadis berusia 19 tahun itu memilih duduk di tepi ranjang. Seingatnya hari ini Raccel hanya endorse kacamata. Kenapa harus pakai hijab segala?
“So! You have to change your image, Darling! Ubah, tuh, image lo yang biasa pake baju you.can.see!” Kania sengaja menekankan kata you can see. Menatap pakaian yang melekat di badan Raccel. Baju tanpa lengan dengan hot pants. “Terus hapus juga foto-foto seksi lo di Instagram! Dan mulai sekarang Raccel Amora adalah-”
“No!” potong Raccel setengah menjerit.
Raccel membiarkan tangan Kania melayang di udara sebelum menyelesaikan kalimatnya. Kedua telapak tangannya menutup telinga setelah paham maksud Kania. Wanita itu pasti sudah gila. Dia tidak sungguh-sungguh meminta Raccel mengubah penampilan, kan?
“Lo pasti bercanda, Kak! Jangan aneh-aneh! Maksud lo, sekarang gue harus jadi hijaber, gitu? Kaya lo?” Raccel mencebik menertawakan ide gila Kania. Mentang-mentang penampilannya sudah mirip Zaskya Sungkar sejak tiga bulan yang lalu. “Sakit, lo! Anak malam kaya gue jadi hijaber?”
“Apa salahnya?” sahut Kania enteng. “Lagian sekarang yang lebih laku, tuh, hijaber-hijaber gitu! Gue yakin followers Raccel Amora bakal naik pesat. Apalagi ada embel-embel hijrah.” Kania menaik turunkan alisnya.
“Nggak!” tolak Raccel tegas. “Gue emang bukan orang suci, tapi gue nggak mau mempermainkan agama.”
“Ya, justru itu! Siapa tahu lo jadi lebih bener setelah ini!”
“Nggak! Pokoknya nggak!” Raccel bersikeras.
“Udah buruan pake! Percaya sama gue, Cel!”
“Kaaak!” protes Raccel saat Kania berhasil mendorongnya ke walk in closet.
Terpaksa Raccel mengenakan gamis itu dengan sedikit menggerutu. Lucu, sih. Cantik, sih, tapi tetap saja rasanya seperti bukan Raccel. Setelah ini, Raccel yakin pasti banyak netizen yang menghujat. Pasti dia akan masuk akun lambe-lambean.