Membuka kembali kertas lowongan kerja itu dan mengecek kembali alamat yang tertera jelas di secarik kertas itu.
Jalan Merak Hitam no.16
"Sepertinya ini tempatnya." Yura menghela napasnya lalu melangkahkan kakinya memasuki perpustakaan yang nantinya akan menjadi tempat bekerjanya.
Yura memasuki perpustakaan itu. Hawa dingin dari ac menyapa kulit Yura, matanya mengedar menelisik bagian-bagian yang ada di perpustakaan sampai akhirnya ia dapat menemukan ruangan dengan bertuliskan staff only.
Ia menghampiri ruangan itu dan membuka pintunya, "permisi."
Semua staf menatapnya dengan heran, siapa orang asing yang berani-beraninya memasuki ruangan ini. Apa dia pengunjung? Pikir para staf di sana heran.
"Maaf,umm-aku ingin bertanya. Di mana ruangan pemilik perpustakaan ini, aku ingin melamar pekerjaan di sini." Ucap Yura dengan sopan hingga salah satu staf pun menghampiri Yura dan mengantarkannya ke ruangan pemilik perpustakaan ini.
"Ini ruangannya, semoga kamu bisa diterima di sini. Btw, kamu bisa memanggilku Arkan." Salah satu staf yang tadi mengantarkan Yura itu tersenyum tipis lalu pergi setelah mengenalkan diri pada Yura.
Tampan sekali dia, batin Yura.
Dengan segera Yura menggelengkan kepalanya, mengusir bayangan wajah tampan pria tadi yang bernama Arkan. Sekarang, Yura masih berdiri di depan pintu pemilik perpustakaan terbesar di kota Seoul ini. Betapa gugupnya ia sampai telapak tangannya mulai berkeringat, "ingat, kamu harus santai." Yura bermonolog dan tangannya bergerak membuka pintu ruangan itu.
"Permisi." Yura menutup kembali pintu itu dan matanya mendapatkan si pemilik perpustakaan itu sedang sibuk dengan laptopnya. Ia masih muda rupanya.
Dehaman pemilik perpustakaan terdengar, Yura tidak mengerti maksud dehaman itu jadi dia hanya diam saja. Mata pemilik perpustakaan itu beralih menatap Yura yang masih saja berdiri, "ck, silakan duduk."
Suara berat itu mendominasi ruangan kedap suara, Yura pun duduk dan mengeluarkan beberapa persyaratan nyata berupa dokumen itu lalu memberikannya pada pemilik perpustakaan.
Sang pemilik perpustakaan mulai membaca dan mengecek semuanya dan mata elangnya menatap Yura dingin. "Diterima."
"Hah?"
"DI-TE-RI-MA." Ucapnya dengan menekankan setiap huruf dan Yura pun mengerjapkan matanya beberapa kali, ia terkejut bukan main. Apa ini mimpi? Secepat itu ia bisa di terima untuk bekerja di sini, ternyata ini tidak sesulit apa yang sudahku bayangkan sebelumnya. Batin Yura.
Mata si pemilik perpustakaan itu kembali menatap laptopnya dan mengetik dengan cepat. Yura yang melihatnya hanya kagum, dulu saat ia masih sma, ia benar-benar sangat bodoh dan meninggalkan beberapa mata pelajaran sehingga ia tidak mengerti dengan cara kerja teknologi yang semakin canggih.
"Keluar sekarang," perintahnya sementara pandangannya sama sekali tidak beralih dari laptopnya, Yura sebenarnya tidak mengerti ia diterima bekerja di bagian mana, apa saja yang akan ia lakukan dan kapan ia akan memulai pekerjaannya?