Setelah membayar tagihan listrik dengan segera Yura bergegas ke minimarket untuk memenuhi keinginan adiknya. Beberapa menit lalu adiknya kembali mengirimi pesan pada Yura, katanya dia ingin makan--dia lapar dan menginginkan Yura memasakkan jjajangmyeon--mie dengan saus hitam khas korea--dengan begitu Yura harus mengurungkan niatnya untuk kembali ke flat housenya.
Di sinilah Yura, di sebuah minimarket. Yura memasuki tempat itu lalu melangkahkan kakinya menuju rak berisi mie instan dan setelah itu Yura menuju rak yang berisi tambahan bahan lagi sebagai pelengkap dalam jjajangmyeon untuk adiknya itu.
Saat tangan kurusnya berusaha mengambil daging sapi cincang untuk pelengkap, ternyata ada tangan lain dulu yang mengambil kotak berisi daging sapu cincang itu. Yura lantas menolehkan kepala melihat seseorang yang telah mengambil yang seharusnya Yura klaim duluan.
"Permisi, aku rasa itu punyaku." Ucap Yura yang menatap intens pria yang memakai hat bucket dengan menundukkan kepalanya--lebih tepatnya pria itu berdiri dihadapannya dengan kepala tertunduk menatap daging sapi cincang yang tersisa satu saja di minimarket ini. Yura tidak ingin pergi ke minimarket lainnya karena mengincar sekotak daging sapi cincang yang dibutuhkan sebagai pelengkap jjajangmyeon untuk adiknya itu.
"Tidak, aku yang mengambilnya duluan jadi ini adalah milikku." Ucapnya tanpa memandang ke arah Yura kemudian pria itu dengan entengnya pergi begitu saja tanpa mengalah saja pada gadis yang sangat membutuhkan daging sapi cincang itu agar saat ia pulang, adiknya tidak mencincang Yura habis-habisan. Yura tidak ingin itu terjadi padanya.
Melebarkan setiap langkah dan berusaha untuk mengejar pria itu sudah Yura lakukan namun itu tak dapat menghentikan langkah pria itu menuju kasir. Pria itu sudah berdiri tepat di depan kasir untuk membayar daging sapi cincang itu. Hey lihatlah bahwa pria itu menghampiri Yura lagi sebelum membayar sekotak daging sapi cincang itu, "cepatlah keluar. Aku akan membayar ini." Pria itu mengambil alih keranjang belanjaan Yura dan Yura lebih memilih menurut. Toh, ia tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk keperluan mendadak ini.
Kurang dari 10 menit, pria itu keluar dari minimarket dengan membawa satu plastik belanjaan Yura dan satu plastiknya lagi untuk daging sapi cincang yang dibungkus terpisah dengan belanjaan Yura lalu pria itu menghampiri Yura yang menunggunya di tempat parkir. "Ini belanjaanmu." Yura pun mengambil belanjaannya dan segera menatap ke arah pria itu.
Akhirnya keinginan Yura terkabulkan, pria itu membuka hat bucket nya yang benar-benar menutup wajahnya. Yura ingin tahu sekali siapa gerangan yang ingin membayar semua keperluan mendadaknya ini dengan sekali berjumpa? Yura yakin, pasti pria itu mengenal Yura. Siapa sangka, wajah yang tertutup gegara hat bucket itu rupanya adalah Arkan.
Sial, apa sedari tadi dia membuntutiku?! Batin Yura.
"Arkan?! Kau pasti membuntutiku!" Tuding Yura. Yang pastinya Arkan tidak mungkin menyangkal itu karena dia memang melakukannya. "Kamu tahu, aku membuntutimu saat kamu tiba-tiba langsung pergi dari perpus tanpaku." Aku Arkan dengan wajah senangnya.