“Serahin----“ Ucapan seseorang terhenti ketika mendengar suara sirine.
"Wiu! Wiu! Wiu!" Suara sirine polisi terdengar samar. Membuat dua orang yang sedang mencegat remaja laki-laki yang berseragam SMA saling tatap.
"Polisi!" ucap orang pertama.
"Iya, gue tau itu polisi. Kabur aja gimana. Gue gak mau ketauan polisi," sahut orang kedua.
"Dah, lah. Kabur aja kita." Mereka berdua segera membelokkan setang motor ke arah berlawanan, melajukannya dengan cepat sebelum tertangkap polisi sedang menjambret anak sekolah.
Remaja SMA yang dimaksud itu mengerutkan dahi dan menoleh ke sekeliling. Tak ada polisi, hanya jalanan malam yang terlihat sepi. Jadi dari mana suara sirinenya.
"Lo nggak papa?"
Remaja SMA itu menoleh ke sumber suara, menatap seorang gadis yang tiba-tiba menghampirinya. Ia menatap bingung gadis itu.
"Itu, tadi gue lihat ada yang nyegat lo, makanya gue bunyiin sirine dari hp," jelas gadis itu mengetahui kebingungan si remaja SMA.
Setelah mengetahui perbuatan gadis itu, remaja SMA hanya ber-oh.
"Iya, nggak papa. Makasih, mbak," katanya. ‘Padahal gue bisa ngatasinnya.’
"Sama-sama. Tapi jangan panggil mbak dong, ah. Kesannya kayak gue udah tua. Kita seumuran kayaknya. Panggil nama aja. Kenalin nama gue Aletta." Gadis itu menyodorkan tangannya.
Remaja laki-laki itu menjabat tangannya. "Kenalin gue Arjuna. Gue panggil Letta, ya?"
Aletta melepaskan tangannya dan mengangguk. "Iya. Gue panggil lo Juna, ya."
"Iya, mbak. Eh, maksudnya Letta."
***
"Selamat Pagi, anak-anak!"
Suara seorang guru yang memasuki ruangan kelas, mengalihkan atensi para muridnya dari kegiatan mereka. Di belakang guru, seorang gadis terlihat memasuki kelas.
Semua siswa di kelas belum pernah melihat gadis itu. Hanya Arjuna yang pernah melihatnya, dilihat dari ekspresinya yang terperangah kaget.
"Hari ini kalian ada teman baru. Silakan perkenalkan diri kamu." Guru itu menatap si gadis, mempersilahkan perkenalan diri.
Gadis itu melangkah maju satu kali. "Perkenalkan nama saya Aletta, pindahan dari Inggris. Semoga kita bisa berteman baik, ya!"
"Wah, Inggris."
"Tapi kok wajahnya nggak ada bule-bulenya," celetuk salah satu murid.
"Gue asli sini, sudah pindah dari smp," jawab Aletta pada murid yang bertanya tadi.
"Ooh!" Semua murid berseru tanda mengerti.
"Sudah-sudah. Aletta, silakan kamu duduk di sana," ucap guru menunjuk bangku kosong paling depan.
"Baik, Pak." Aletta melangkah ke bangku, meletakkan tas, lalu duduk di sana memperhatikan guru yang hendak memulai pelajaran, tanpa menyadari ada yang menatapnya lekat-lekat.
***
“Boleh kenalan nggak?”
Aletta mengalihkan pandang dari ponsel, menatap seorang remaja laki-laki yang berdiri di depannya tengah menyodorkan tangannya. Ia mengangguk dan menjabat tangan itu. “Boleh.”
Sekarang ini sudah masuk jam istirahat. Guru yang mengajar sudah keluar kelas untuk nanti kembali lagi ketika jam istirahat. Para murid sudah berlarian keluar kelas untuk berdesakan ke kantin, mengisi perut mereka. Sebagian ada yang tetap di kelas.
Remaja laki-laki yang mengajak kenalan Aletta, berseru senang. “Kenalin nama gue Alvi.”