Jurnal Perjalanan Siswa

Alif Rizaldy Azra
Chapter #25

Chapter 25

Kami berangkat dengan menaiki punggung Mery. Mery memasuki mode raksasanya agar kami semua mendapat tempat untuk duduk. Akan tetapi mode raksasa milik Mery yang sedang ia gunakan saat ini tidak sebesar seperti yang telah kami lihat sebelumnya.

Mery juga memasuki mode berjalan cepatnya, aku sebut ini berjalan cepat karena memang yang ini agak sedikit berbeda, jika sebelumnya Mery berlari dengan kecepatan tinggi seperti yang telah kami lihat, akan tetapi yang ini sedikit berbeda. Ia berjalan, namun sama cepatnya dengan yang sebelumnya. Jadi aku menyebutnya sebagai mode berjalan cepat.

“Kita sampai” kata paman Rais.

Kami berenam berdiri di bagian pinggir hutan, kami melihat bangunan dari kejauhan. Mungkin jaraknya sekitar lima sampai dua belas meter dari tempat kami berdiri.

“Bagaimana caranya kamu tahu bahwa kita ini sudah berhasil?” tanyaku kepada paman Rais.

“Tenang saja, Djata bilang bahwa sejak dari tadi, tidak akan ada bangunan lain selain markas kelompok penjaga masyarakat yang sudah dipegang oleh Kin” jelas paman Rais.

“Tapi, kenapa markas keamanan berada jauh dari desa? Jika mereka keamanan seharusnya mereka ada dan bermarkas di dekat desa agar bis langsung melindungi desa tanpa harus membuang waktu lama untuk berjalan dari markas ini ke desa” tanya Aldi.

“Kemungkinan ini adalah bangunan yang baru saja dibuat oleh Kin” Erina berusaha menjawab pertanyaan Aldi.

“Tapi kenapa jauh sekali?” tanya Fandi disusul dengan anggukan Aldi.

“Musti kita ingat bahwa Kin ini sedang berusaha mengubah susunan sejarah yang sudah berlangsung lama dengan cara memanfaatkan mesin waktu untuk hal yang kriminal ini” kata Erina menjawab pertanyaan dari Aldi dan Fandi tanpa sedikit pun menggeser pandangannya yang sedang berfokus ke bangunan itu. Mungkin ia sedang meneliti sesuatu.

“Mungkin saja ia sengaja membuat markas ini sedikit jauh dari desa agar orang-orang desa tidak mengetahui kekejaman yang ia lakukan” kata Erina.

“Mana mungkin, orang-orang desa seharusnya sudah tahu bahwa Kin itu jahat kan?” tanyaku.

“Tapi ada juga yang pro kepada Kin” kata Shina.

Lihat selengkapnya