"Baiklah, teman-teman. Mulai malam ini, kita akan adakan rapat koordinasi dan evaluasi tiap malam. Selain untuk melaporkan apa saja perkembangan yang sudah kita lakukan selama seharian, di rapat-rapat kita nanti juga akan kita gunakan untuk membahas rencana-rencana apa yang akan kita lakukan keesokan harinya.
"Untuk malam ini, karena ini masih malam pertama kita di sini, jadi akan kita isi dengan perkenalan dan pembentukan beberapa jadwal. Aku berharap, selama sepuluh hari ke depan, kita bisa selalu kompak dan bisa mewujudkan program kita di tempat ini." Alfa mulai memimpin rapat di antara teman-temannya.
Ia memandangi mereka satu persatu yang kini tengah duduk melingkar di ruang tamu, sebelum kemudian melanjutkan ucapannya untuk membuka rapat malam itu.
"Kalau gitu, aku yang mulai, oke. Aku Alfa, 28 tahun, dan seperti yang kalian tahu di sini aku sebagai ketua tim. Kalian bisa konsultasi apa pun tentang program kita ke aku, tentang konflik pribadi juga boleh."
Sorakan dari hampir semua anggota tim kontan terdengar. Alfa tertawa melihatnya. Tapi sebenarnya, ia sungguh-sungguh akan menerima curahan apa pun dari para anggotanya itu, meski itu masalah pribadi mereka. Karena untuk melancarkan program tim mereka selama sepuluh hari ke depan, ia perlu memastikan bahwa seluruh anggotanya baik-baik saja.
"Sekarang, bisa dilanjut sama Lany," ucap Alfa kemudian.
"Namaku Lany, 28 tahun juga. Karena mungkin di sini emang aku sama Alfa yang paling dewasa di antara kalian, jadi kalian juga bisa diskusiin apa pun sama aku juga, oke." Lany tersenyum hangat pada semua anggota tim.
"Jadi maksudnya kalian jadi bapak sama ibu kami gitu? Ciyeee..."
Kembali, sorakan dari para anggota tim bergema. Membuat suasana rumah di malam itu menghangat. Alfa hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat para anggotanya itu. Menghadapi anak-anak yang usianya terpaut beberapa tahun di bawahnya ternyata cukup merepotkan.
"Udah-udah! Lanjut ke Linda aja kalau udah," kata Alfa mencoba menghentikan kegaduhan.
"Namaku Linda, mau 21 tahun. Masih mahasiswi, jadi maaf sebelumnya kalau ke depannya aku banyak gak tahunya ya kakak-kakak sekalian."
"Aih ... ini anak SMP terdampar dari mana kamu, Dek?"
Gelak tawa berganti memenuhi ruangan. Linda hanya menghela napas pasrah. Sejak awal ia melihat daftar para anggota timnya yang ternyata semuanya sudah lulus sarjana itu, membuatnya mau tak mau harus menyiapkan diri untuk menjadi sasaran perploncoan.
"Enggak-enggak. Kamu berhasil gabung di tim ini berarti kemampuanmu setara sama kami semua, Linda. Lagian aku yakin semua anggota di sini udah pada jinak, kok," kelakar Alfa yang kali ini turut membuat suasana kian ramai.
"Selanjutnya, kamu." Alfa menunjuk seorang laki-laki paling tampan di antara mereka semua.
"Namaku Rion, 24 tahun. Sebelumnya aku juga mau minta maaf. Aku tipe orang yang pemilih banget dalam banyak hal. Jadi mohon dimaklumi ya kalau misal nanti aku banyak protes soal makanan, kebersihan atau yang lainnya. Mmm ... tapi aku juga tipe orang yang gak enakan, sih. Jadi meskipun makanan yang kalian buat itu rada gak enak pasti tetap aku makan, kok. Hahahaha."