Linda baru saja keluar dari kamar mandi. Karena tempat itu ada di bagian paling belakang dari rumah ini, ia jadi perlu melewati dapur dan ruang tengah─yang sekaligus ruang tamu─untuk menuju kamarnya. Saat ia berjalan di ruang tamu, ternyata ada Alfa dan Rion di sana.
"Hai, Lin. Belum tidur?" sapa Rion tersenyum nyengir.
"Belum." Linda melirik laki-laki itu singkat lalu berjalan lagi menuju kamarnya.
"Linda, coba sini dulu," panggil Alfa menggoyang-goyangkan tangannya meminta Linda mendekat.
"Ada apa, Bang?"
"Coba duduk sini. Kita mau ngomong bentar." Alfa menepuk-nepuk lantai di sampingnya.
Linda melirik Rion sekilas. Ia tampak ragu. Sepertinya khawatir dengan apa yang ingin mereka bicarakan. Terlebih sikap Rion padanya tadi cukup menyebalkan. Apa kali ini Alfa mau ikut mengerjainya juga? Ah, sungguh sepuluh hari ke depan bisa terasa seperti malapetaka baginya. Tapi mau tak mau, Linda duduk juga. Bagaimanapun, ini Alfa yang menyuruh. Laki-laki ini pimpinannya, sementara dia cuma anggota paling bontot. Sungguh menyedihkan.
"Ada apa?" Linda menatap keduanya tak berminat.
"Kamu betah kan di sini?" tanya Alfa memulai obrolannya.
"Asal kalian gak nyebelin aku pasti betah-betah aja, sih," ucap Linda yang kontan membuat dua laki-laki itu tertawa.
"Aku cuma mau mastiin aja, Nda, kalau anak paling bungsuku di sini itu baik-baik aja." Alfa tersenyum lebar sembari menepuk-nepuk kepala Linda pelan. "Aku beneran gak mau kalau tiba-tiba kamu nangis karena gak betah terus pulang kabur dari sini."
Linda melirik Alfa tajam. "Tuh kan Bang Alfa nyebelin. Aku tuh gak secengeng itu, tahu! Meskipun emang rencana buat kabur ya ada sih, kalau misal nanti aku gak betah di sini."
"Tuh kan firasatku benar. Makanya aku harus selalu mastiin kamu bahagia di sini, Nda. Nanti kamu bilang aja kalau misal ada anggota tim kita yang nyebelin. Biar aku beresin orang-orang itu, oke? Dan juga kalau si Rion gangguin kamu lagi nih, kamu laporin aja ke aku," ucap Alfa berlagak serius, seolah berakting menjadi bapak Linda.
"Kenapa aku yang kena? Aku gak nyebelin tahu, Bang. Dia aja nih, yang salah masuk rumah! Masih SMP udah masuk-masuk rumah orang dewasa," timpal Rion semakin membuat Linda panas.
"Terusin aja kayak gitu. Aku doain gebetanmu ditikung orang!" Linda menyumpah sebal di hadapan Rion.
"Dih, dih. Eh, aku kasih tahu nih, ya. Doa jelek tuh baliknya ke diri sendiri. Emang kamu mau gebetanmu sendiri yang ditikung orang?"
"Ya udah, sih. Ditikung orang ya cari lagi. Repot amat. Cowok kan gak cuma satu." Linda memeletkan lidah.
Rion mendesis pelan melihat itu. Sepertinya ia mulai sebal juga. Kalau dibiarkan memang kelihatannya mereka berdua akan terus seperti itu. Sebagai anggota paling muda dan juga seorang perempuan─yang katanya selalu benar─Linda tentu tak akan mengalah. Entah ada apa dengan Rion yang sepertinya juga tak memiliki niat untuk mengalah.