Just A Moment

Naa Ruby
Chapter #23

Mulai Sering Bersama Ian?

Malam itu semua anggota tim melaksanakan sholat Isya berjamaah, dipimpin oleh Alfa. Usai berdoa, Alfa meminta semua teman-temannya untuk segera berkumpul melakukan diskusi, setelah semuanya membereskan alat sholat mereka. Tiga menit kemudian, semuanya pun sudah berkumpul di ruang tamu sesuai perintah.

Sebelum itu, Rion meminta Linda untuk duduk di sampingnya, di tengah-tengah antara Rion dan Eca. Laki-laki itu menepuk-nepuk lantai di sampingnya sebagai isyarat. Namun Linda tak mengindahkan Rion. Ia memilih untuk duduk di samping Eca di sisi lainnya.

Akan tetapi, tak lama setelahnya, Ian datang dan langsung duduk di samping Linda. Mengingat percakapan terakhirnya dengan Ian, gadis itu bergegas pindah dan duduk di tempat yang tadi disediakan Rion. Mau bagaimana lagi. Saat ini Ian menjadi lebih menyeramkan di matanya.

“Kenapa kamu?” Rion setengah tertawa melihat tingkah Linda.

“Habis digangguin Bang Ian dia tadi,” lapor Eca.

Ian yang namanya disebut hanya tersenyum kecil. Sementara Rion tertawa. Dia sudah tahu kejadian tadi itu. Alfa menceritakannya setelah Rion masuk kembali ke dalam rumah. Linda meliriknya sebal. Kelakuan para lelaki di rumah ini sama saja.

“Bisa kita mulai?” Alfa membuka diskusi malam itu.

“Bisa Bang,” jawab yang lain serempak.

“Oke. Malam ini kita akan bahas tentang program kita yang berjalan hari ini. Aku mulai dari masjid dulu aja deh, ya.”

Anggota tim yang lain mengangguk menanggapi Alfa. Ketua tim mereka tadi pagi mendapat bagian untuk pergi ke masjid bersama Kya.

“Tadi pagi aku sama Kya datang ke rumah ketua takmir masjidnya, karena beliau baru pergi ke masjid waktu sore sampai malam aja. Di rumahnya aku nyampaikan tujuan program kita. Respon beliau sangat bagus. Beliau sepenuhnya mendukung program kita. Kita diminta untuk jadi perantara dari guru ngaji di masjid dengan guru di sekolah.

“Dari event lomba yang lagi mereka ikuti, aku menyarankan supaya anak-anak belajar buat ikut lomba pidato. Maka selanjutnya, tugas kita adalah minta guru-guru SD Dirgantara 1 buat melatih anak-anaknya belajar pidato. Karena sebagian besar murid-murid di sana juga mengaji di masjid.”

Anggota tim yang lain kembali mengangguk-angguk mendengar penjelasan Alfa. Sementara Lany mulai sibuk mencatat. Berbeda dengan kemarin malam, malam ini suasana rumah terasa lebih tenang. Sepertinya diskusi malam ini akan berjalan lebih cepat daripada biasanya.

“Sekarang, coba yang tadi kebagian di musholla RT 6 jelasin,” pinta Alfa.

Ian memperbaiki duduknya. Tadi dirinyalah yang pergi ke sana, bersama Vira. “Tadi aku sama Vira ke musholla RT 6. Seperti yang pernah aku ceritain kemarin-kemarin, di sana anak-anak lagi persiapan buat lomba hadrah. Tadi kami juga nyampaikan tujuan program kita ke Ustadz Mannan, pemilik musholla itu. Respon beliau juga bagus. Sayangnya aku sama Vira enggak nemuin lomba yang bisa dikembangkan di event yang lagi mereka ikutin. Hadrah itu satu-satunya lomba. Tapi kata Ustadz Mannan, kalau nanti ada lomba yang sekiranya membutuhkan bantuan guru-guru di sekolah, beliau sendiri yang akan minta tolong.”

Lihat selengkapnya