Benar kata Alfa. Esok harinya, bahkan ketika Linda baru membuka mata saat Subuh, Elin sudah terlihat tertidur pulas di tempat tidur mereka, di samping Eca. Linda justru tak mendapati keberadaan Vira. Apa teman sekamarnya itu sudah bangun lebih dulu? Linda pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
Di ruang tamu, Linda melihat Hedy tengah duduk di kursi panjang.
“Bang Hedy udah datang?” Linda menyapa.
Hedy yang sebelumnya sedang terfokus pada ponselnya menoleh. Laki-laki itu tersenyum, mengangguk.
“Jam berapa, Bang?”
“Sekitar sejam yang lalu kayaknya.”
“Bang Hedy gak istirahat? Kak Elin aja udah tidur, tuh.” Linda menunjuk ke dalam kamarnya.
“Eh? Apa mereka datang barengan, ya?” Linda membatin. Namun kemudian ia menyadarkan dirinya sendiri jika itu tidaklah mungkin.
“Gak apa-apa, Nda. Aku udah tidur lama banget, kok, sebelum berangkat ke sini semalam.” Hedy menjelaskan, tersenyum.
“Bang Hedy kelihatan Kak Vira, gak?” Linda kembali bertanya.
“Tadi belanja dia, sama Bang Alfa juga.”
Usai mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya, Linda membalikkan badan hendak menuju ke kamar mandi. Ia berniat untuk berwudhu, hendak sholat. Akan tetapi seketika gadis itu mematung, lalu kembali berbalik menghadap Hedy. Linda memperhatikan pakaian yang sedang laki-laki itu kenakan.
Itu warna pakaian yang sama, yang dilihatnya semalam di ponsel Rion, pakaian seseorang yang merangkul bahu Elin. Apakah ini hanya kebetulan? Atau, apakah benar semalam Elin bersama dengan Hedy? Tetapi mustahil itu terjadi, karena kota tempat tinggal Hedy terbilang jauh. Kalau pun semalam laki-laki itu menyempatkan diri menemui Elin, maka dia hanya bisa menghabiskan waktu tidak sampai satu jam di kota kediamannya. Itu amat mustahil.
“Ada apa, Nda/” Hedy bertanya mengagetkan.
Linda langsung menggeleng, dan membalikkan badan. Ia meyakinkan dirinya berkali-kali jika itu hanyalah kebetulan. Sebesar apa pun kecurigaan yang dimilikinya juga teman-temannya, apa yang baru saja ia pikirkan tidak mungkin terjadi. Linda pun segera berwudhu dan kembali ke kamarnya untuk menunaikan sholat Subuh.
Aktifitas di rumah itu mulai terasa pada jam setengah tujuh pagi, karena sejam kemudian, mereka semua harus pergi ke sekolah masing-masing untuk menjalankan program kerja mereka. Maka di pagi hari itu pun, semua orang tampak sibuk.