“Elin.” Alfa memanggil saat ia sudah berada di atas motor milik Hedy.
Elin yang saat itu sedang memasang sepatu di depan rumah kontan menoleh. Tak hanya Elin, semua anggota tim yang saat itu sudah siap di depan rumah pun melakukan hal yang sama.
“Kamu berangkat bareng aku, ya.” Alfa melanjutkan.
Para anggota yang lain pun saling lirik, termasuk Linda. Padahal pagi itu sebenarnya Linda ingin berangkat ke sekolah bersama Alfa, karena berboncengan dengan Kya rasanya akan menjadi tak nyaman, mengingat kejadian sejam yang lalu. Akan tetapi Linda tentu tidak bisa banyak protes dalam keadaan seperti ini.
Tanpa banyak kata, Elin pun mengangguk dan kemudian beranjak menuju boncengan motor Hedy yang dikendarai Alfa.
“Linda mau bareng aku?” Ian berganti menawarkan.
Linda yang tengah merapikan rambutnya sembari berkaca pada jendela rumah menoleh. Lalu tanpa banyak kata, gadis itu melenggang begitu saja menghapiri Kya yang baru saja mengeluarkan motornya dari garasi. Pagi itu Linda akhirnya memilih untuk beragkat bersama Kya.
Suasana pagi itu sungguh tak seperti biasa. Tak ada banyak kata terucap. Tak ada senyum tersungging. Yang tersisa hanyalah situasi dingin di mana rasa jengkel dan tak percaya terpendam dalam hati masing-masing anggota tim.
Tak jauh berbeda dengan Linda dan Kya yang kini tengah duduk berdua di atas motor yang sedang melaju pelan. Tak ada yang membuka suara. Hanya bunyi mesin motor yang samar terdengar beradu dengan suara-suara aktivitas desa yang mulai ramai.
“Jangan kaget kalau tadi Bang Alfa ngajak Elin berangkat bareng. Karena aku, Ian, atau yang lain pasti sudah malas berurusan dengan dia. Kalau bukan Bang Alfa yang ngajak, gak akan ada yang mau beragkat bareng dia.” Kya tiba-tiba memecah keheningan.
Linda diam termenung, lalu menggumam paham. Benar juga. Dalam keadaan seperti ini memang hanya Alfa yang memungkinkan untuk mengajak Elin untuk berangkat bersama. Sebagai ketua tim, meski mungkin merasa sangat kesal, Alfa tetap harus bersikap profesional untuk menyelamatkan timnya sendiri.
Sesampainya Linda, Kya, Alfa, Elin dan Ian di SD Dirgantara 2, kelimanya pun langsung menuju masjid sekolah, tempat anak-anak dilatih lomba kemarin. Benar saja, enam anak telah berkumpul untuk berlatih debat pagi ini. Semangat belajar mereka sungguh dapat membuat siapa saja kagum.
Melihat itu, Linda, Ian dan Kya pun turut antusias. Suasana hati mereka berubah saat betemu dengan anak-anak itu. Mereka lalu bergegas bergabung bersama anak-anak untuk segera berlatih debat. Alfa yang menyaksikan semangat ketiga anggota timnya itu sedikit merasa campur aduk. Andaikan tidak ada masalah yang mengusik timnya pagi tadi, pasti dirinya pagi ini sepenuhnya sangat senang.
Menjelang siang, latihan berakhir. Alfa dan anggota timnya memastikan anak-anak tersebut bisa berlatih mandiri bersama dengan gurunya. Karena mulai besok, timnya sudah akan sibuk mempersiapkan acara persipahan di kantor kelurahan.
“Kita ke kantor guru dulu sebentar ya, pamitan. Setelah itu kita balik ke basecamp.” Alfa mengajak yang tentu langsung dipatuhi para anggota timnya.