BUKKK!
“Sori, sori. Nggak sengaja.”
Saras memegangi bahunya yang baru saja ditabrak seorang siswi dari belakang. Siswi itu kembali melanjutkan larinya setelah sekilas mengucapkan maaf kepada Saras.
Sambil merintih menahan sakit akibat benturan tadi, Saras mengikuti arah berlalunya siswi itu menuju lapangan sekolah yang tampak dipadati kerumunan orang. Bahkan, beberapa ada yang membawa kamera dan mikrofon dalam kerumunan itu. Dengan rasa penasaran, ia ikut berdesak-desakan dengan siswa-siswi lain untuk melihat apa yang tengah disorot oleh para pencari berita itu.
“Tidak ada yang mendadak. Semua sudah direncanakan sejak awal, kok!”
Saras ternganga tak percaya begitu berhasil menerobos ke barisan paling depan dan melihat seseorang yang biasanya hanya bisa ia lihat di televisi. Rakha Arian, sosok itu terpampang nyata di hadapannya. Bahkan, ia dapat mendengar dengan jelas suaranya.
Sejak kapan ada artis di sekolah ini? tanya Saras dalam hati, masih tak percaya.
“Apakah benar gosip yang beredar bahwa kamu dikeluarkan dari sekolah yang lama karena tidak lulus dua tahun berturut-turut?” tanya salah seorang wartawan. Ia mengarahkan alat perekam dalam genggamannya ke arah Rakha.
Rakha menelan ludah dengan gugup, tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu. Lagi pula, dari mana media tahu soal itu? Padahal, ia dan pihak sekolahnya yang lama sudah sepakat akan menutupi hal ini. “Gosip dari mana lagi itu?” responsnya, berusaha sealami mungkin. “Itu sama sekali tidak benar.”
“Jadi, apa alasan kamu tiba-tiba pindah ke sekolah ini?” Wartawan lain ikut bertanya.
“Sudah saya bilang dari awal, tidak ada yang tiba-tiba. Semua sudah saya rencanakan. Termasuk pindah ke sekolah ini, SMA Bhakti Ananda.”
“Apa alasannya?”
“Iya, bisa tolong diceritakan? Banyak pemirsa di rumah yang mau tahu.”
Dengan sedikit gugup, mata Rakha menjelajahi setiap kamera yang menyorotnya langsung. Banyaknya desakan pertanyaan dari wartawan membuat Rakha mau tak mau harus memikirkan alasan yang tepat untuk menutupi rumor buruk yang beredar itu. Tidak lulus selama dua tahun berturut-turut itu sangat memalukan bagi Rakha. Bagaimana bila publik mulai mencemooh dan tidak lagi menerima kehadirannya? Apalagi sampai mengancam popularitasnya yang tengah berada pada titik puncak seperti sekarang ini.
“Kalau bukan karena dikeluarkan dari sekolah yang lama, lalu apa alasan kamu pindah sekolah?” Pertanyaan dari wartawan kesekian kembali mendesaknya.