“Berhenti mengikutiku. Aku ingin pulang sendiri, pergi sana,” kata Tasya yang berjalan melewatinya dengan langkah cepat.
“Tasya, tunggu! Dengarkan aku dulu!”
Kiel masih berusaha melawan arus murid-murid yang berdesakan memenuhi halaman sekolah untuk mengejarnya, tetapi gadis itu sudah jauh melewati gerbang sekolah dan hendak berbelok ke jalanan sepi yang tertutup tembok tinggi agar Kiel tidak bisa melihatnya lagi. Dengan perasaan was was, Kiel pun menepis kerumunan dengan lumayan kasar—tidak peduli dengan protes teman-teman sekitar dan langsung berlari ke arah gadis itu pergi. Saat pandangannya sudah melihat Tasya, di saat yang bersamaan Kiel juga melihat dua pria berseragam serba hitam yang meraih gadis itu dan mendorongnya masuk ke mobil.
“Sial, sial, sial,” gumam Kiel.
Mobil itu sudah berjalan dengan kencang dan Kiel tidak punya waktu untuk pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraan. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya saat ini adalah menghapal plat nomor dan memanggil seseorang.
TUUTT… CKLEK…
“Paman, bantu aku melacak plat nomor B 1522 MI sekarang juga. Tasya sedang diculik,” kata Kiel kepada seseorang yang berada di balik telepon.
“Kau disuruh untuk menjaga klien penting, bukannya menjadi orang bodoh yang membiarkannya diculik seperti itu. Bos bisa marah besar jika mengetahui hal ini,” kata seorang pria yang berada di seberang telepon.
“Maaf, Paman. Aku akan menjelaskannya nanti. Sekarang aku benar-benar membutuhkan bantuanmu, keadaan Tasya jauh lebih penting.”
Kiel tidak membutuhkan jawaban tambahan dan segera mematikan telepon. Saat anak lelaki itu memutuskan untuk pergi ke parkiran, dia melihat temannya baru saja keluar dari tempat tersebut dengan motornya—sedang bersiap untuk pergi. Melihat hal tersebut, Kiel pun segera menghampirinya dan menarik temannya untuk menepi.
“Saka, turun sebentar.”
Saka terlihat kebingungan namun tetap menuruti permintaan Kiel. Setelah temannya turun, Kiel pun langsung menaiki motornya dan bergegas menancapkan gas.
“Aku pinjam dulu motormu sebentar!” pekik Kiel.
“Woi, mau dibawa kemana motorku!” balas Saka.