Justin & Misteri Puding Merah (bagian 1)

Arzen Rui
Chapter #5

LIMA

Aku tidak bisa menutupi rasa antusiasku pada kasus ini. Aku sangat penasaran. Ada beberapa hal yang membuatku sangat tertarik. Saksi, saksi yang pertama kali menemukan korban, hilangnya sepatu dan dompet korban, dan terakhir sisir milik korban.

Hari masih pagi, masih ada cukup waktu sampai malam tiba. Selagi libur, bosan rasanya jika harus duduk diam menunggu kasus pembunuhan itu diungkap oleh polisi sementara aku sendiri tidak ada kegiatan yang berarti pada hari Minggu yang cerah ini. Aku harus mencari keberadaan saksi itu untuk mengawali penyelidikanku yang pertama, tapi sebelum melakukannya, aku rasa sarapan adalah pilihan bijak untuk mengisi perutku yang kosong ini. Aku menduga kasus nyata di hadapanku sekarang akan menguras banyak energiku selama satu hari ini.

Selesai sarapan, aku kembali lagi ke TKP. Melihat ke sekelilingku. Aku mendekat ke tempat di mana mayat laki-laki itu ditemukan. Garis polisi masih terpasang, menghiraukan garis polisi itu, aku mendekat ke TKP. Aku melihat ada darah yang tercecer di TKP, tapi tidak begitu banyak. Tidak ada jejak kaki khusus yang ditinggalkan di sekitar korban selain milik petugas. Berdasarkan dari apa yang kulihat tadi pagi, korban ditemukan tergeletak di taman di dekat trotoar, dengan posisi telentang, mata terpejam dan terdapat lebam di sekujur tubuhnya. Tanpa alas kaki dan dompet, menurut keterangan yang kudapat dari berita yang kulihat di TV. Di mulutnya terdapat sedikit busa, sedangkan di kemeja bagian perutnya ada cukup banyak bercak darah. Ini tentu membuatku bingung, korban dibunuh dengan cara dipukuli atau diracun sebenarnya? Mana yang benar?

Aku mengecek lagi jejak di sekitaran tempat korban tergeletak, menggunakan fitur senter yang ada di ponselku, aku berkeliling mengitari TKP. Tidak ada hasil. Aku mendekatkan wajahku ke trotoar, hampir menyentuh trotoar. Aku mengendus di mana korban ditemukan, mengendus area sekeliling korban, mengendus jalan yang berada di samping trotoar. Selain bau darah dan alas kaki para petugas yang tadi memeriksa mayat korban, aku hanya mencium aroma parfum korban, walaupun samar-samar karena sudah tercampur alas kaki dan bau para petugas yang tadi berdatangan ke TKP, aku bisa memastikannya bahwa itu bau si korban. Seorang laki-laki berpakaian rapi, menggunakan parfum dan membawa sisir di malam Minggu. Tidakkah dia terlihat seperti sedang berusaha untuk menemui seorang perempuan?

Lihat selengkapnya