Justin & Misteri Puding Merah (bagian 1)

Arzen Rui
Chapter #7

TUJUH

Kami pergi ke sebuah restoran. Pukul dua siang, sambil menyantap makanan, kami membahas kasus pembunuhan yang terjadi di jalan Sudirman semalam. Tapi aku percaya jika proses pembunuhan itu tidak terjadi di jalanan tempat mayat laki-laki itu ditemukan. “Jadi, apa saja yang sudah kau temukan mengenai kasus pembunuhanmu itu?” katanya sambil melahap satai ayam.

“Tidak banyak. Jika pernyataanmu tadi di TV benar, maka keteranganmu akan menjadi petunjuk yang kuat untuk mencari siapa yang membunuh pelajar itu.”

“Pernyataanku itu memang benar, tapi aku bukan satu-satunya saksi.”

“Apa maksudmu?” kataku berhenti mengunyah makanan di mulutku.

“Biar kujelaskan. Semalam, aku berada di dekat korban saat dia menanyakan alamat. Aku tidak begitu dekat dengan mereka, tapi aku tetap bisa mendengar percakapan mereka. Seperti yang sudah kukatakan tadi, aku sedang ada kasus yang cukup merepotkan. Aku di sana karena sedang mencari informasi. Kebetulan aku mendengar percakapan mereka, dan tidak mungkin kalau aku tidak memperhatikan mereka. Karena dari sekian banyak orang yang sedang berpacaran, hanya mereka yang menarik perhatianku. Yang lainnya hanya duduk-duduk dan bermesraan dan mengoceh tidak jelas, sedangkan mereka berdua malah beranjak dari tempat duduk mereka dan mengatakan sesuatu yang kujadikan sebagai keterangan seorang saksi.”

“Pacarnya adalah saksi?” tanyaku.

“Ya, dan keterangan yang kuberikan itu hasil aku menguping pembicaraan mereka berdua. Semalam juga aku melihat dia dibawa seseorang ke dalam sebuah mobil hitam yang mencurigakan.”

“Kenapa kau tidak menolongnya? Dia mungkin sekarang sudah mati karena tidak kau tolong.”

Lihat selengkapnya