Dengan hanya melihat sekilas, Elfrida dan teman-temannya langsung tahu bahwa kedua gadis itu bukanlah kakak-beradik Green ataupun Mrs. Jackson dan putrinya. Mereka mau tak mau merasa kaget melihat penampilan kedua gadis itu. Setelah berpikir lama, mereka teringat ada satu keluarga yang baru saja pindah tidak jauh dari taman itu. Mereka pun bergegas pulang, bertekad tidak akan membuang-buang waktu sedetik pun untuk berkenalan dengan dua gadis yang tampak baik dan mereka yakini berasal dari keluarga terpandang.
Setelah saling sepakat, mereka pun pergi mengunjungi Mrs. Fitzroy dan kedua putrinya pada petang hari. Mereka kemudian dipersilakan masuk ke ruang ganti yang elegan dengan dekorasi bunga-bunga palsu. Di sana mereka terpesona menatap Jezalinda, putri tertua, yang begitu cantik dan memikat. Namun, setelah berbincang-bincang cukup lama, justru mereka terpesona dengan kecemerlangan Rebecca, hingga mereka semua serempak dengan semangat berseru:
“Hai, Miss, meski matamu juling, rambut kepangmu berminyak, dan punggungmu bungkuk—yang tak terbayangkan buruknya—aku tertarik dengan cara berpikirmu yang memikat. Yang mampu menebus kengerian dari kesan pertama penampilanmu di mata tamu asing mana pun.”