Remaja Rei habis untuk pencarian jati diri menuju kedewasaan. Di usia dua belas tahun, orang tuanya cekcok setiap saat sampai nyaris bercerai. Selumbung uang nyatanya cukup mampu menguji keutuhan sebuah rumah tangga. Bermula ketika ayah Rei sukses sebagai pebisnis tambang batu bara. Di luar rumah ayah Rei digandrungi banyak wanita yang pada akhirnya mengikis kedamaian di dalam rumah.
Suasana panas di rumah memberi Rei alasan mengapa dia sering tidak pulang. Rei remaja tumbuh menjadi anak labil yang suka memberontak. Neneknya memutuskan mengirimnya ke sebuah pondok pesantren unggulan dengan kurikulum mumpuni berbasis fasilitas mewah. Tujuan neneknya baik, supaya pertengkaran orang tua Rei tidak terlalu berdampak buruk pada tumbuh kembang Rei.
Tapi, Rei remaja kabur sehari setelah dipindahkan ke pondok pesantren. Ia menghilang berbulan-bulan. Orang tua Rei secara sadar menyalahkan diri mereka sendiri atas pembelotan anaknya. Demi mencari keberadaan Rei, mereka yang tadinya senantiasa memperkeruh masalah ini dan itu mulai melupakan persoalan-persoalan lama. Mereka fokus bersatu menemukan keberadaan sangat putra dan membawanya pulang.
Selama hampir satu tahun dalam pelarian, Rei bergabung dengan komunitas punk di bundaran kota. Rei ikut bergaya serampangan dan menyumbang suara-suara yang meneriakkan lagu-lagu distorsi berisi protes kemapanan. Bersama komunitasnya, mereka tinggal di gedung-gedung terbengkalai, reyot, dan rusuh. Jangan tanyakan penghuni gaib bangunan-bangunan itu. Selama Rei berteduh di sana, ia tidak pernah diperlihatkan penampakan atau gangguan-gangguan mistis. Rei tidak percaya pada hal-hal berbau hantu. Palingan suara-suara benda bergeser maupun jatuh berasal dari ulah tikus besar yang ikut bersarang.
Suatu waktu Rei yang ingin terlihat lebih modis menarik berlembar-lembar uang dari ATM-nya untuk mengganti gaya rambut. Selama menghilang ATM-nya baru kali itu Rei pergunakan. "Rei si mohawk" julukan itu familiar di kawanannya usai rambut Rei dibikin berdiri seperti sapu ijuk dan diberi warna merah. Butuh tambahan keyakinan bila Rei ingin menato tubuh dan wajahnya mengikuti anak-anak punk lain. Takut sembahyang lima waktunya tidak sah, begitu kata guru ngajinya dulu. Sejauh itu Rei cuma berani melubangi telinga, hidung, dan mulutnya. Sampai saat ini aku masih bisa melihat lubang bekas tindik-tindik itu.
Untuk kebutuhan makan Rei mendapat uang dari mengamen, menyanyikan lagu-lagu The Offspring di perempatan dan terminal-terminal bus. Suaranya cocok saat menyanyikan lagu band The Offspring yang berjudul "Hit That". Biar begitu, bertindak kriminal bukan jalan ninjanya. Mungkin kelompok lain sampai rela mengutil, mencopet, hingga membegal bahkan mereka menjunjung kebiasaan anarkisme. Kelompok Rei hanyalah sekelompok anak remaja yang minggat dari rumah. Sebagian besar latar belakangnya dari keluarga broken home.
Berkat aktivitas penarikan uang di ATM, pakde Rei yang seorang TNI angkatan darat berhasil mengendus jejaknya. Rei dibawa pulang, digunduli, dihajar babak belur, ditantang jika mengulangi kerebelannya lagi, pakdenya yang kekar itu akan menggiringnya ke markas untuk menjadi bulan-bulanan manusia-manusia berambut cepak dan berbadan dempal. Tidak ada pilihan selamat selain mematuhi pakdenya yang ingin dia pulang dan berbakti kepada orang tua.
Pulang-pulang Rei mendapat adik baru. Bayi perempuan berusia sebulan mengubah suasana rumah kembali damai. Sekolah Rei berlanjut hingga tamat SMA. Tentu rambutnya sudah tumbuh dan tidak lagi bergaya mohawk. Memasuki jenjang perkuliahan, Rei mengambil jurusan teknik nuklir. Dia disibukkan dengan perorganisasian kampus. Kadang dia masih sempat melebur bersama punk-punk lain saat menonton konser band The Offspring. Itu pun harus sembunyi-sembunyi dari pakdenya yang bengis terhadapnya.
Pada tahun ketiga masa perkuliahan, Rei dekat dengan teman lama yang mengajaknya bergabung dengan perkumpulan para pendaki mahasiswa seprovinsi. Dari situlah Rei mulai mencintai aktivitas luar ruangan yang mendekatkannya dengan alam. Tahun-tahun terus terlewati. Sembari Rei lanjut menekuni program magisternya, di sela-sela kepadatannya itu, beberapa kali ia mendaki gunung dan menguasai berbagai rute.
Merasa telah menaklukan berbagai medan, suatu ketika Rei menyetujui permintaan empat orang kawan lainnya yang memintanya menjadi navigator mereka. Keempat-empat kawan Rei itu masih sangat baru dalam mengenal pendakian. Dalam kasus ini, otomatis Rei juga akan memanggul tanggung jawab besar. Salah satu puncak gunung superbesar sekaligus superaktif menjadi titik tujuan mereka.
Tidak ada tanggal sial di kalender, Rei. Seandainya seseorang mencetuskannya, kira-kira warna apa yang cocok dipadukan dengan hari sial sedunia? Jika warna merah identik dengan hari libur, angka hitam dengan titik merah sebagai penanda cuti bersama pegawai, hijau khusus hari jum'at, dan biru khusus untuk hari sabtu, lalu warna apakah hari sial di kalender nanti?