Setelah dicegah terlalu lama untuk kembali, akhirnya Ranah dipersilahkan membeli tiket pesawat. Diperjalanan menuju bandara, ia sendirian, hanya ditemani sahal dibalik ponsel pintarnya. Dan deru hujan pastinya. Aal menceritakan semua rencana masadepannya, opsi nya, segala hal yang ia sukai dari ranah. Bercerita hal2 yg dulunya tidak ranah ketahui sama sekali. Semua cerita ini menghangatkan. Ranah juga tetap tidak sadar, kehangatan asing ini, apa perlu ia jadikan sumbu hangatnya?
Ranah hanya sekedar tahu, bahwa ia tak sendirian dalam perjalanannya. Ada seseorang, yang jelas tidak ia kenal—tapi ia bisa merasakan, bahwa darinya, ia bisa belajar mempercayai lagi