Kacamata Hitam Si Jomblo

Jesi Namora
Chapter #2

Chapter 2: Penembakan

 

“Yap selesai!!” ujar Joni yang dengan sengaja menekan cukup keras tombol Enter di laptop nya. Dengan dibantu oleh kedua sahabat nya, sepertinya daftar rencana untuk mendapatkan Shinta yang disusun nya bahkan sudah mencapai seratus halaman yang diketik nya dari dua jam yang lalu sudah selesai.

Daftar rencana PDKT, skenario dan narasi semuanya sudah selesai disusun oleh Joni dan sekarang tinggal menunggu tahapan implementasi dan praktek. Tahapan yang paling sulit karena kebanyakan situasi nyata yang terjadi tidaklah selalu sesuai dengan yang diskenariokan. Namun menyerah bukanlah jawaban karena lebih baik mencoba dan gagal daripada takut untuk mencoba dan mundur.

“Rencana pertama, meretas halaman web milik Shinta dan mengganti halaman utama nya dengan pernyataan cinta” baca Rahmat dengan suara sengaja dikeraskan.

“Serius tuh Jon? Kamu bisa nge hack?” tanya buyung yang meragukan kelogisan rencana tersebut.

“Demi cinta apapun akan ku lakukan!” ujar Joni sengaja dibuat se keren mungkin.

“Oii Jon, kalau ku lihat baik-baik kayak nya kau memang lebih tampan daripada saat memakai kacamata aneh mu” ujar Rahmat.

Pernyataan Rahmat memang benar adanya. Untuk standar wajah, Joni sudah jauh melewati ambang batas minimal dan masuk ke dalam kategori tampan. Namun entah kenapa kalau hal tersebut diucapkan sesama cowok bukan nya membuat Joni senang malah sebaliknya, terdengar menjijikkan.

“Ya, kenapa sih kamu masih mau makai kacamata yang begituan?”

“Hh.. bukan nya sudah pernah ku ceritakan?”

“Ya, aku mengerti sih, tapi apakah tidak ada cara lain selain kacamata hitam tu?” tanya Buyung lagi.

“Ini yang terbaik, aku sudah jatuh cinta pada nya semenjak pertama bertemu!!” jawab Joni sok me dramatisir yang hanya direspon dengan kalimat “hoek” dari kedua sahabat nya.

Joni yakin rencana nya ini akan berhasil. Hal itu dikarenakan oleh pernyataan cinta tersebut dilakukan nya secara tidak langsung tanpa harus bertatapan muka yang memiliki kemungkinan besar mereka akan bertatapan.

“Yop, saatnya belajar!!” ujar Joni seraya mengambil laptop nya kembali yang baru saja selesai mengunduh buku-buku seputar hacking dan juga beberapa video tutorial SQL Injection. Memang cara yang paling umum dilakukan seseorang untuk meretas suatu website adalah dengan menggunakan SQL Injection. Metode peretasan dengan mengakali kode-kode SQL agar bisa masuk ke celah keamanan website.

Beberapa saat tampak Joni sibuk dengan buku-buku dan video hacking tersebut sementara kedua teman nya sudah beralih memainkan Playstation milik Joni. Halaman demi halaman di lalui oleh Joni, sepertinya dia bisa dengan lancar memahami buku tersebut karena masih berada pada halaman pengantar. Sesekali dia mengangguk-angguk tanda mengerti dan puas akan hal tersebut. Namun hal tersebut tak berlangsung lama, karena saat ia mulai membaca materi yang diajarkan maka saat itu juga keringat dingin mengalir di dahi nya.

Buku-buku hacking yang dibaca oleh Joni memang bukan diperuntukkan bagi orang yang masih awam. Setidaknya pembaca sudah harus paham dengan konsep SQL, database dan pemrograman web. Sayangnya Joni masih sangat awan dengan hal tersebut dan tentu membuatnya kewalahan dengan materi pada buku tersebut. Bagi nya kode-kode yang ada disana hanya lah kode-kode tanpa makna, belum lagi istilah-istilah dunia programming yang masih sangat awam bagi nya.

“Gimana Jon?” tanya Rahmat yang mem pause game bola yang tengah dia mainkan dengan Buyung tepat sesaat sebelum Buyung menembakkan bola ke arah gawang nya.

“Oii, jangan banyak alasan!!” omel Buyung yang tahu pasti maksud Rahmat bertanya pada Joni barusan. Sengaja menghentikan pertandingan saat sang lawan hampir mencetak gol kemudian memikirkan strategi menangkis nya sebelum game tersebut dimulai kembali. Sebuah tatik lama para pemain game bola yang masih tetap eksis sampai saat ini.

“A.. aman!! Aman.. mudah kok!!” kilah Joni berusaha sok paham padahal kenyataan yang terjadi sudah tergambar jelas diwajah nya.

“Oii kampret cepat lanjutkan saja!!” maki Buyung yang sudah tak sabar membobol gawang milik klub yang dipilih Rahmat.

Setengah jam berlalu dan Joni tampak semakin gelisah. Tekanan batin yang sudah menjadi hal lumrah bagi seorang programmer kini bisa dirasakan nya. Perasaan tidak mengerti, muak dan bahkan mual melihat kode-kode yang terpampang di buku tersebut. Konsep yang saling berhubungan satu sama lain yang membuat ia tak bisa lompat dari satu materi ke materi lainnya karena materi sebelumnya akan selalu dipakai untuk materi-materi selanjutnya.

“Haaaaaahh.... aku menyerah!!!” usai berkata begitu tampak Joni mengacak-acak rambut nya sambil membalikkan badan ke arah teman-teman nya. Dengan tampang yang semrawut karena stress dengan konsep menggunakan SQL yang dibaca nya, Joni seolah berusaha meminta belas kasihan teman-teman nya untuk dapat menghibur nya.

“Oiii, kau kalau gak bisa jaga gawang ya gak usah jadi kiper” maki Rahmat setelah kebobolan satu gol lagi dari Buyung.

“Oiiii...” ujar Joni cukup keras karena merasa tak diperhatikan.

“Lanjut saja ke rencana yang kedua” ujar Buyung acuh karena terlalu disibukkan oleh ambisi nya untuk kembali membobol gawang Rahmat. Dikarenakan kedua sahabat nya itu tengah asik-asik nya, Joni pun mulai membaca rincian rencana PDKT yang sudah mereka susun tanpa kedua sahabat nya disamping nya untuk memberikan saran.

“’Tut, tit,tit tut” Tiba-tiba saja handphone milik Joni berbunyi, dilihat nya di layar handphone tampak sebuah nomor tak dikenal mengirimkan SMS pada nya.

“SMS Jon?” tanya Rahmat mendengar suara ponsel tersebut walaupun mata nya tengah fokus ke layar televisi.

“Paling mama mintak pulsa” ujar Buyung menimpali.

“Mama minta pulsa? Itu mah mending! Paling dari operator” canda Rahmat.

Tak mau meladeni lebih jauh lagi, Joni segera membuka pesan yang dikirimkan pada nya. Sesaat tampak raut wajah kaget bercampur girang di wajah nya. Sepertinya yang mengirimkan pesan tersebut ialah Shinta yang inti nya dia ingin ketemuan setelah pulang sekolah besok. Sepertinya Shinta juga sudah sangat ngebet untuk memeloroti harta benda dan kekayaan milik Joni sehingga kembali memulai dengan pendekatan super agresif.

“Oii bro, Shinta ngajak ketemuan” pekik Joni yang membuat stick playstation di tangan Rahmat dan Buyung terjatuh ke lantai. Mereka kaget dengan kenyataan yang ada bahwa, Joni tak pernah sekalipun PDKT, belum terlalu kenal dan Shinta malah mengajak ketemuan sepulang sekolah. Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba saja mengajak untuk ketemuan, tentu saja ha tersebut terbilang cukup aneh bagi dua orang yang belum cukup kenal.

“Kau yakin dia gak ada niat lain?”

“Aku curiga, jangan-jangan ada maksud tersembunyi” ujar Buyung menimpali.

“Hussshh, tidak boleh su’udzan”.

“Kamu yakin ini tak apa-apa?” bisik Buyung pada Rahmat.

“Kita lihat saja sikon nya dahulu!”

“Sikon?”

“Situasi dan Kondisi!!” jawab Rahmat yang direspon dengan kalimat “o” yang panjang dari Buyung.

Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi Joni. Seperti kebanyakan orang yang tengah dimabuk cinta, ia juga akan mengalami fase yang disebut ‘Deg-deg an menunggu hari esok datang menjelang’. Setelah kedua sahabat nya pamit untuk pulang, ia hanya menghabiskan waktu dengan berbaring sambil melihat layar ponsel miliknya. Kalimat pesan dari Shinta dibaca nya berulang-ulang seolah ingin memastikan tidak ada kesalahpahaman disana.

“Fix, ini memang kode untuk minta ditembak” gumam Joni. Dia sama sekali tidak menaruh rasa curiga terhadap Shinta yang tiba-tiba saja mengirimkan pesan ingin bertemu esok hari. Keheranan nya cuma terpaut pada satu hal yaitu “Dari mana Shinta memperoleh nomor ponselnya?”. Joni memang pernah mendengar sebuah ‘legenda’ yang mengatakan kemampuan stalking dari seorang wanita itu bahkan bisa mengalahkan kemampuan mata-mata suatu agen rahasia. Dan sekarang untuk pertama kalinya dia menyaksikan kemampuan stalking tersebut di kehidupan nyata.

“Huehehe, sepertinya dia memang cinta mati padaku” ujar Joni dibarengi dengan tawa aneh nya. Sebuah tawa yang lebih mirip dengan seorang penjahat kelamin saat mendapatkan mangsa. Sepertinya cinta memang bisa mengubah seseorang, bahkan Joni yang dulunya menolak cinta sekarang malah dibuat cengengesan oleh nya.

Hari itu hati Joni seolah dipenuhi oleh kebahagiaan yang bahkan terbawa hingga ia terlelap ke alam mimpi. Sepertinya respon yang diberikan oleh Shinta dapat dengan mudah meluluhlantakkan hati Joni yang masih belum mengetahui banyak hal mengenai cinta ini. Ia dengan mudah nya terjebak oleh rayuan dan rencana licik yang akan dilakukan oleh Shinta.

Keesokan pagi nya mentari tampak sudah mulai muncul menyinari bumi menandakan aktifitas manusia sudah dimulai. Seperti biasa Joni langsung bersiap-siap untuk pergi kesekolah yang kali ini dengan semangat yang menggebu-gebu tentu nya.

Hal yang tak biasa dilakukannya pun tampak ia lakukan di pagi ini. Menyemprotkan parfume super banyak untuk menutupi bau badan miliknya. Minyak rambut mahal yang selama ini hanya tersimpan tanpa pernah dipakai oleh nya. Dan tak lupa kacamata hitam miliknya yang sudah dibersihkan hingga mengkilat.

Lihat selengkapnya