Kacamata Monita

Kopa Iota
Chapter #1

Bukan Cinderella

Monita mondar-mandir dengan handuk melilit di kepala. Rambutnya masih basah, tapi isi kepalanya panas membara. Berkali-kali dia hilir mudik di lorong antara tempat tidur dan meja belajar. Tatapannya juga berkelana ke sana kemari; dari meja rias ke tempat tidur, ke benda-benda di atas tempat tidur: kotak hijau, kotak biru, paper bag cokelat, paper bag ungu, loncat ke jam dinding, beralih lagi ke tempat tidur.

Eksplorasi itu semakin menjengkelkan karena ponselnya terus mengeluarkan nada sambung monoton. Sudah hampir lima belas menit sambungannya diabaikan oleh salah satu staf yang mengurus pesta ulang tahunnya tadi sore. Belasan pesan pun tidak kunjung terbalas. Sebenarnya wajar, sekarang hampir pukul sepuluh malam, terlalu larut untuk meladeni klien.

Namun, Monita enggan menyerah karena ada hal penting yang harus segera dibereskan. Tidak bisa ditunda-tunda.

Sambil terus menunggu panggilannya diterima, Monita mengamati pantulan menyedihkan dari cermin meja rias. Jejak samar eyeliner dan maskara pada wajahnya seolah menekankan betapa tragis penghujung malam ulang tahunnya hari ini. Belum lagi alisnya yang sekarang terlihat tidak simetris. Seingatnya, saat pakai riasan di pesta tadi semua elok-elok saja. Tidak ada yang miring sebelah. Apa memang sukacita sweet seventeen sebenarnya cuma sugesti? Atau, meskipun nyata, semua itu sebenarnya cuma berumur satu malam? Tapi, kenapa yang dia alami berlalu begitu cepat? Bahkan sekarang belum sampai tengah malam. Kenapa nasibnya lebih parah dari Cinderella?

"Halo, Moni?"

Lihat selengkapnya