Kacamata Monita

Kopa Iota
Chapter #31

26. Fotokopi Jawaban (2)

Karena kelasnya sedang diinvasi, Monita memutuskan duduk di bangku kayu depan kios, mencermati pesan rahasia yang tersembunyi di kertas fotokopian itu.

tidak per lu di cari c ari, gumamnya pelan.

k ad o nya bu kan apa ap a

Monita membalik ke lembar kedua.

apa p un isi ny a

dan si apa pu n yang be ri kan ,

or a ng o ran g di sek i tar mu yan g l eb i h pe nt in g

Monita membalik lagi. Lembar ketiga. Ada lima pertanyaan uraian.

1. Jelaskan apa itu momen inersia dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Kotak jawaban di bawah soal lumayan besar, tapi jawaban yang tertulis di dalamnya cukup singkat.

Hai, Moni. Kado itu bukan apa-apa harusnya. Tapi maaf ya jadi bikin banyak masalah.

Pertanyaan kedua. Apa itu getaran, gelombang, dan bunyi? Jelaskan perbedaan, jenis, dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Semua berawal dari permintaan Dirga buat bantu ajak Kana gabung ke panitia prom night. Waktu itu udah dekat hari ulang tahun kamu. Yang aku tau, Kana sempat desak Dirga untuk datang, biar kamu nggak kecewa. Kata Dirga, kalau Kana setuju gabung panitia, dia bakal datang ke ultah kamu. Menurutku itu bukan tawaran, tapi ancaman. Aku nggak setuju.

Nomor tiga. Uraikan aplikasi Prinsip Torricelli dan Hukum Bernoulli pada tangki bocor dengan sederhana. Berikan ilustrasi pendukung jika diperlukan.

Kali ini jawabannya cukup panjang dengan tulisan kecil-kecil sampai ke tepi bawah kertas.

Karena Jhoni juga nggak mau ikut campur, Dirga tiba-tiba punya ide lain. Dia janji bakal datang ke ultah kamu asal aku mau "didekatin" ke kamu. Katanya buat pengalihan. Entah apa yang mau dialihkan, aku kurang ngerti. Intinya, kalau gagal jadi penyanyi, kayaknya dia cocok jadi tukang jodoh-jodohin orang. Karena peluang dan resikonya kecil, aku iya iya aja demi kebaikan bersama. Dirga suruh aku bawa kado, terserah isinya apa, yang penting tujuannya supaya kita "lebih kenal". Aku cuma kepikiran kasih undangan kejuaraan ini (brosurnya di belakang). Menurutku, semakin nggak menarik, kemungkinan gagalnya makin besar. Yang penting Dirga datang, Kana nggak kena teror, kamu nggak nangis-nangis di pesta.

Halaman selanjutnya. Soal keempat. Jelaskan perbedaan perpindahan panas secara radiasi dan konveksi.

Tapi aneh ya kenyataannya. Bisa sampai di sini juga akhirnya. Wajar kalau kamu kesal karena harusnya aku jujur di awal. Tapi, waktu kamu bilang kadonya hilang, aku sempat pikir, mungkin ini pertanda seharusnya aku nggak ikut campur. Jadi waktu itu aku sarankan jujur aja ke Dirga, biar kamu tau kebenarannya dari dia langsung.

Pertanyaan terakhir. Diketahui zat cair memiliki massa jenis .... Monita langsung membaca jawabannya.

Tapi setelah dipikir-pikir, mungkin ada alasan lain di balik keputusan itu. Mungkin sebenarnya aku juga takut, Mungkin aku takut kamu bakal musuhin aku begitu tau soal kado itu. Mungkin aku takut "bantuin Dirga dan Kana" sebenarnya cuma alasan. Karena baru kemarin aku sadar, waktu aku datang ke pesta ulang tahun kamu, waktu Dirga kasih kado yang aku bungkus rapi kemarin malamnya, aku tahu selain peluang gagal, ada juga peluang berhasil, meski cuma 0,000001%. dan malam itu, walau hanya sedetik, aku sempat bayangin apa jadinya kalau 0,000001% itu terjadi. Jadi, aku minta maaf, aku nggak jujur soal kado itu sebenarnya bukan cuma karena nggak mau ikut campur, tapi juga untuk menyelamatkan diri sendiri. Sekali lagi, aku minta maaf.

Monita terpaku lama, membaca kembali jawaban di soal terakhir, sampai bel sekolah berdering panjang. Dua pengunjung di belakangnya bergegas meninggalkan kios, membuat Monita spontan mengikut. Namun, di persimpangan koridor langkahnya melambat. Dia meraih ponsel dari dalam saku rok dan menghubungi seseorang.

Setelah nada sambung berbunyi dua kali, seseorang di seberang menjawab, "Pagi."

"Hai—maksudnya, pagi juga." Monita berjalan pelan menuju kelasnya. Ada Anak Raja yang datang dari arah berlawanan, melewatinya setengah berlari. Mereka hampir bertubrukan bahu. Sepertinya dia anak kelas sepuluh, terburu-buru karena kelas mereka di ujung. Monita merasa dia juga harus bergegas.

"Semoga menang hari ini," kata Monita

"Makasih. Nggak bolos lagi?"

Lihat selengkapnya