Ramai dan berisik. Deskripsi yang bisa Kairav berikan ketika kakinya menginjak lapangan sekolah. Kairav diam dengan kepala menengadah ke atas.
Beberapa kali bahu Kairav terbentur oleh siswa lain dari arah belakang. Semuanya tampak panik, termasuk guru.
“Tolong telpon polisi atau apapun itu. Cepat!” perintah kepala sekolah membuat salah seorang guru pergi sambil menghubungi seseorang dengan cemas.
“Pliese, El! Jangan kayak gini!”
Kairav kembali memandang ke arah atap sekolah. Gadis itu masih di sana. Di tepi atap sambil menangis terisak. Kairav tak mengenalnya karena wajah gadis itu tertutupi rambut yang diterbangkan angin.
“Gue percaya lo cewek yang baik El. Turun, El! Tolong dengerin gue!” Citra kembali berseru.
“Kita bakal cari sama-sama pelaku yang udah sebar video itu!” Kini giliran Ara yang bersuara. Kedua gadis itu sama-sama mengkhawatirkan sahabatnya itu—Karel.
Video?
Karel, gadis yang tengah menjadi pusat perhatian saat ini terlihat menggeleng. Air matanya hampir mengering karena angin. Dengan suara parau ia meminta maaf entah pada siapa.