23 Mei 2025
Arkael Luminus
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku beranjak membereskan alat tulisku sebelum getaran ponselku menahan pergerakanku.
"Maaf, untuk nomornya Kak Lala tidak bisa kami berikan karena ini terlalu privasi. Tapi sepertinya saya bisa memberi informasi tempat menginapnya, Kak Lala untuk sementara ini tinggal di Sunflower Hotel."
Aku bersorak dalam hati menatap pesan balasan dari penyelenggara seminar kemarin, sebelum terdiam menyadari suatu hal.
Lala? Siapa Lala? Nama Kakakku Kemilau Laluna, Mila or Luna. Bukan Lala.
Aku mengabaikan perasaan gamangku. Bergegas keluar kelas tanpa menghiraukan panggilan dari Jyoti dan teman-teman yang lain.
Yang terpenting aku tau dimana tempat ia tinggal sementara ini.
Aku masih 100% yakin kalau dia adalah Kak Kemilau. Akan kubuktikan kalau dia benar-benar kakakku.
Aku memesan ojek online untuk mengantarku menuju hotel sunflower yang tidak terlalu jauh.
Sebenarnya setelah ini aku ada jadwal kerja di sebuah restoran, namun aku tak sempat memikirkannya karena terlalu semangat dan melupakan semua hal.
Beberapa menit setelahnya, aku sampai di hotel tersebut. Berlarian memasuki lobi hotel dan langsung menuju tempat resepsionis.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Kakak resepsionis menyapaku ramah, meskipun tatapannya sedikit aneh terhadapku. Mungkin bingung melihat anak SMA, masih mengenakan seragam datang tergopoh-gopoh seakan takut ketinggalan tiket kereta.
Namun aku tak peduli. Kalian tahu, rasanya ketika kita selalu mencari sesuatu yang menjadi kesayangan selama bertahun-tahun dan akhirnya ketemu, tentu kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengambil kembali sesuatu itu.
Itulah yang sedang kuusahakan.
Aku telah menemukan Kakakku, Satu-satunya keluarga yang kupunya sekarang. Dan aku tak ingin kehilangan lagi.
"Apakah perempuan bernama Lala, ada di hotel ini?" Aku terbata bertanya. Tak biasa menyebut nama Lala karena dalam bayangku Kakakku tetaplah bernama Kemilau Laluna.
"Maaf, Kak. Kami tidak melayani informasi apapun selain pemesanan kamar untuk menginap."
Ucapan dari resepsionis membuatku melenguh kecil.
"Maaf, Kak. Ini benar-benar penting," mohonku dengan tatapan memaksa. Ayolah, aku ingin bertemu kakakku secepatnya.
"Sekali lagi saya minta maaf, Kak. Saya tidak bisa memberi jawaban apapun." Dan jawabannya tak memberiku hasil yang lebih baik lagi.
Hotel bintang lima seperti ini tentu keamanan privasinya sangat ketat untuk semua tamunya. Aku tidak akan bisa mendapatkan informasi apapun tentang kakakku disini.
Pundakku melemas. Aku tidak mungkin berpura-pura memesan kamar hanya untuk mencari keberadaan kak Kemilau, aku tak punya cukup uang untuk itu.
"Baik, Kak. Terima kasih." Terpaksa aku harus meninggalkan tempat ini tanpa mendapatkan apapun.
Aku berjalan lesu. Disaat seperti ini hanya kemunculannya secara tiba-tiba yang sangat kuharapkan. Aku akan berusaha membuatnya berhenti berpura-pura tak mengenaliku.
Dan saat itulah, ketika aku keluar dari pintu masuk dengan lesu. Aku melihat sosoknya sedang berjalan menuju hotel dengan seorang lelaki di sampingnya.
Mataku yang semula redup kembali mendapatkan sinarnya. Aku bergegas mempercepat langkahku.