Mahasiswa yang baru masuk diwajibkan untuk memakai baju putih, celana berwarna hitam, dan name tag berwarna kuning berbentuk lingkaran yang berdiameter dua puluh sentimeter. Di bagian atas name tag itu harus ada tulisan : Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, lalu di bagian tengah ada foto diri berukuran empat kali lima sentimeter, berikutnya nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, nomor induk mahasiswa, serta kutipan dari pahlawan, ilmuan, atau tokoh politik yang disukai.
Senin itu untuk pertama kalinya Yasa masuk ke ruangan kuliah bersama orang – orang yang belum ia kenal. Di dalam kelas ternyata tidak ada dosen. Yang ada adalah seorang mahasiswa senior bernama Indah. Ia meminta semua orang memanggilnya Teh Indah. Teteh adalah panggilan untuk kakak perempuan di dalam masyarakat Sunda, sedangkang kakak lelaki dipanggil Akang.
Teh Indah memiliki suara yang ceria dan ramah seperti guru TK, pagi itu ia memakai baju yang didominasi warna hitam dengan garis kuning di bagian dada. Di bagian belakang baju Teh Indah terdapat tulisan : Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah.
“Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi semuanya. Seharusnya kalian pagi ini bertemu ketua jurusan yaitu Profesor Yono. Namun beliau sedang rapat mendadak bersama ketua jurusan yang lain. Insya Allah dalam waktu kurang dari satu jam, beliau akan datang ke sini. Teteh minta kalian saling berkenalan saja dulu.”
Setelah itu Teh Indah meminta seorang lelaki yang duduk paling depan untuk mengenalkan dirinya. Lelaki itu memiliki wajah yang dihiasi dengan berewok dan kumis, potongan rambutnya mirip Haji Rhoma Irama di film Kemilau Cinta di Langit Jingga . Badannya tidak kurus dan tidak gendut, proporsional. Ia mengangguk dan tersenyum sebelum mengenalkan dirinya di depan kelas.
“Nama saya Jaffar, asal Tasik, tokoh sejarah favorit saya Muhammad Hatta. Salam kenal.” Kemudian ia duduk kembali.
Setelah itu semua orang mengikuti Jaffar, mengenalkan dirinya dengan singkat di depan kelas. Ada yang lebih singkat dari Jaffar, tanpa menyebutkan tokoh sejarah favorit. Ada yang sedikit lebih lama karena terbata – bata saat berbicara, mungkin gerogi saat melihat cinta pertama. Dan ada pula yang panjang lebar dan penuh percaya diri.
“Nama saya Syamsul, kalian boleh memanggil saya Sadut, saya tinggal di Derwati, itu jauh sekali dari kampus. Kalau naik angkot bisa satu jam setengah, itu kalau lancar, kalau jalanan macet bisa sampai tiga jam lho! Saya berasal dari SMA 79, itu lho SMA yang sempat terkenal karena salah satu alumninya diduga menjadi pelaku penyebaran video mesum artis. Tokoh sejarah favorit saya adalah Mahatma Gandhi. Kenapa harus Gandhi? karena beliau itu seperti saya, kurus dan kalem. Hobi saya membaca. Kalau komik saya suka Naruto, One Piece, Bleach, Bakuman, dan Beck. Hmm, kalau novel saya suka karya – karya dari Andrea Hirata dan Paulo Coelho. Selain membaca, saya juga suka main game online, kalau tidak main Heroes of Newerth, saya bermain Defense of The Ancient 2. Hero favorit saya Storm Spirit, Bloodseeker, dan Meepo. Kalau mau bermain bersama, saya biasa main di warung internet dekat Dimsum Hijau. Bermainnya harus fun, tapi serius, ingat teman – teman sayangi MMR kalian, karena itu kehormatan kalian di dunia game. Oh iya, satu lagi, Facebook saya Syamsul Sadut, pasti hanya satu orang di dunia yang namanya seperti itu. Tolong di add friend ya teman teman.” Setelah itu semua orang di kelas bertepuk tangan, Yasa juga ikutan, walaupun beberapa hal yang Sadut katakan tidak ia pahami.
Setelah semua orang mengenalkan dirinya di depan kelas, dengan waktu yang singkat, suasana di kelas berubah menjadi lebih hangat. Terbentuklah kelompok – kelompok diskusi. Perempuan berhijab berkumpul dengan perempuan berhijab yang lain. Lelaki yang berwajah nakal berkumpul dengan kaum yang berwajah nakal. Sedangkan orang – orang angkuh tidak mau berkenalan dengan yang lain dan sibuk dengan gawainya di jajaran bangku paling belakang.
Teman pertama Yasa adalah Nurdin. Ia berasal dari Sukabumi, bercita – cita menjadi pengusaha sukses. Langkah awal yang ia lakukan untuk menuju pintu kesuksesan adalah dengan berdagang makaroni. Bukan makaroni sembarangan! Terdapat lima belas varian rasa dari manis, asin, penuh rempah – rempah sampai pedas yang bikin diare dan merknya sungguh unik yaitu Emak Aa Rooney.
Yasa kemudian berkenalan dengan Sadut yang ceria, Jaffar yang ternyata sangat ramah, Alek yang memiliki potongan rambut seperti Jackie Chan di film Rush Hour 2, dan Rahmat yang terlihat seperti keturunan Tionghoa tapi ternyata orang Indramayu dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan satu pun orang yang keturunan Tionghoa.
“Keren sekali kutipan tokoh sejarah di name tag Alek! Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Abraham Lincoln itu memang presiden pertama dan yang paling dicintai oleh rakyat Amerika Serikat. Kenapa? Karena beliau membebaskan orang - orang berkulit hitam dari perbudakan!” Kata Sadut yang mencoba akrab dengan Alek.
“Bukan, presiden pertama Amerika Serikat itu George Washington, Dut.” Dengan tenang dan penuh wibawa Alek meluruskan kekeliruan sejarah yang Sadut lakukan.
“Oh iya, makanya ibu kotanya bernama Washington. Kok, aku lupa ya?”