“Ayo cepat Sa! Keburu Bapak Kos datang!” Sadut sudah terburu – buru meninggalkan kosan sejak selesai salat shubuh.
Sadut menjelaskan bahwa Bapak Kos akan mengecek kosan setiap pagi hari. Sebenarnya beliau sudah tahu ada beberapa penghuni illegal yang ikut tidur tadi malam. Tapi hal itu tidak menjadi masalah baginya, asalkan para penghuni illegal itu tidak ia jumpai di kosan di waktu pagi.
“Jika ketahuan ada teman yang menginap sampai pagi, maka Bapak Kos akan memberikan denda. Lumayan besar Sa! Seratus ribu!” Sadut lanjut menjelaskan peraturan di kosan setelah angkot biru melaju.
Setelah melewati Jembatan Layang Pasopati, Sadut turun dari angkutan umum di dekat sebuah toko roti.
“Aku akan membeli paket pagi dan main game online Sa! Aku akan berjuang demi kehormatan MMR-ku! Its Meepo time!” Dengan penuh nada ceria Sadut mengatakannya, sebelum turun dari angkutan umum.
Sadut sering berbicara mengenai hal – hal yang tidak dimengerti oleh Yasa, seperti berbagai macam game, Defense of the Ancient, dan lelucon Godzilla suka jengkol yang ia lihat di majalah Gamestation, tapi hal itu tidak membuat Yasa terganggu. Yasa merasa Sadut begitu cepat dekat dengannya. Saat pertama kali bertemu Sadut, Yasa sudah punya perasaan bahwa orang itu akan menjadi teman dekatnya.
Sampai di rumah, Yasa segera mandi, setelah itu makan nasi goreng, minum teh manis hangat dan berjemur di depan rumah bersama George, kucing kesayangan Ayah.
Keluarga Yasa sangat mencintai kucing, selain itu memelihara kucing merupakan amanah Kakek. Tidak ada satupun anak Kakek yang tidak memelihara kucing. Bagi Kakek kucing adalah binatang yang sangat spesial. Kakek sering membisikan berbagai macam rahasia ke telinga kucing, sebagian besar adalah kekesalannya kepada teman kerja, menurut Kakek, setelah melakukan hal itu ia akan lebih tenang. Selain itu, menurut Kakek, kucing melindungi anggota keluarga dari serangan santet.
Beberapa tahun yang lalu ada empat ekor kucing lucu yang dinamai seperti keempat personil The Beatles oleh Ayah. Hal ini Ayah lakukan karena dua lagu yang paling Ayah cintai di muka bumi adalah “Yesterday” dan “Let it Be”. Namun sekarang hanya tersisa George. Karena John, kucing kesayangan Bayu, tiga tahun yang lalu mati setelah disiksa oleh beberapa kucing liar, entah apa yang sudah John lakukan, sampai hari ini masih menjadi misteri. Paul mati dua tahun yang lalu, setelah diracun oleh seorang tetangga, sebut saja Mister M yang tidak suka dengan kucing itu. Paul difitnah sebagai pencuri ikan di kolam Mister M. Padahal pelaku pencurian itu adalah seekor kucing garong berbulu abu - abu yang sangat mirip dengan Paul. satu tahun yang lalu Ringgo kehilangan sembilan nyawanya secara tiba – tiba saat tertidur di sofa hijau kesayangan Ayah.
Setiap kucingnya mati, Ibu akan sering menangis dalam waktu yang lama. Minimal satu minggu. Ringgo adalah kesayangan Ibu, saat kucing berbulu hitam putih itu mati, Ibu menangis berbulan – bulan, terutama setiap kali melihat sofa hijau kesayangan Ayah. Untuk menyinggirkan kesedihan Ibu, sofa hijau itu Ayah sumbangkan ke panti jompo dekat rumah.
Kakak juga seperti Ibu, dia akan menangis saat teringat kucing kesayangannya. Setiap mendengar lagu "Blackbird" atau melihat seseorang bernama Paul, mata Kakak akan berkaca – kaca seolah – olah ingat sahabat dekat yang telah meninggalkannya duluan pergi ke alam baka.
“Yasa, kemari, Ibu dan Kakak ingin mengobrol serius.” Ibu meminta Yasa mengikutinya menuju ruang keluarga.
Kakak telah menunggu Yasa di depan televisi, bersama secangkir teh tawar panas. Begitu Yasa duduk, Kakak mematikan televisi yang sedang menampilkan debat panas antara seorang ahli pendidikan dan anggota DPR.
“Kamu, sudah tahu gaji guru SMA berapa?” Kakak membuka pembicaraan.