Kang Juna adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah. Wajahnya selalu tersenyum, suaranya keras seperti Pak Polisi yang melakukan razia kendaraan pada jam delapan pagi, badannya tinggi, kulitnya gelap, dan memiliki otot – otot tangan yang kuat. Kalau berbicara, tangannya senang bergerak, menunjuk ke sana ke mari, dan kadang – kadang terlihat seperti sedang berbicara sambil menari. Yasa dan kawan - kawan dikenalkan dengan Kang Juna oleh ketua jurusan langsung.
“Ini Juna, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah. Dia jago nyanyi lagu sunda dan tari topeng, ya Jun?” Prof. Yono bertanya sambil tertawa.
“Iya Prof.” Jawab Kang Juna singkat.
“Nanti kalian bisa ikut himpunan, belajar berorganisasi bersama Kang Juna, Tapi ingat! Jangan mau dipaksa! Keinginan masuk ke himpunan harus dari hati kalian sendiri.”
Selesai kuliah Sejarah Peradaban Hindu, setelah Prof. Dewi Sartika baru saja keluar kelas, Kang Juna masuk ke kelas dan mengajak Yasa dan kawan – kawan untuk menghadiri sebuah pertemuan yang eksklusif. Hanya terjadi satu kali selama masa kuliah. Yaitu pemilihan Ketua Angkatan.
Dipertemukanlah dua kelas yang berbeda, yaitu kelas K dan kelas L. Kelas K dipenuhi oleh orang – orang yang menolak takdir. Mereka, sebagain besar tidak mau menjadi guru setelah lulus kuliah. Misalnya Jaffar yang ingin jadi budayawan, Boy yang ingin meneruskan karir ayahnya sebagai preman di Pasar Besi, Rahmat yang ingin jadi Bupati Indramayu, Sadut yang ingin jadi penulis novel fantasi, dan Alek yang ingin membuka kafe bertema Peradaban Kuno Yunani. Yang ingin jadi guru sejarah hanya Yasa, Khadijah dan Dali saja, karena memiliki orang tua yang bekerja sebagai guru dan menginginkan anaknya menjadi guru juga. Sedangkan kelas L, dipenuhi dengan orang – orang yang realistis, keinginan mereka jelas yaitu lulus kuliah lalu menjadi PNS.
“Akang, hanya menyaksikan proses demokrasi berlangsung di angkatan kalian. Silahkan kalian memilih dua perwakilan untuk memimpin musyawarah angkatan kalian. Biasanya, dari setiap kelas satu orang.” Kata Kang Juna.