Kakak

Kemas Nursyamsu Iskandar
Chapter #9

Nomaden

Kakak mengusulkan, agar Yasa pulang ke rumah satu minggu sekali, saat mengikuti proses kaderisasi.

“Nanti kau akan mendapatkan dua tugas, yaitu tugas kuliah dan tugas dari himpunan. Kalau kau pulang pergi ke rumah akan membuang banyak waktu, nanti akan banyak tugas yang terbengkalai!”

Memang jarak antara kampus dengan rumah Yasa cukup jauh, sekitar satu jam perjalanan jika menggunakan angkutan umum, hal itu terjadi jika semuanya lancar. Jika supir angkutan umum memutuskan untuk ngetem, menunggu mobil terisi penuh oleh penumpang, lalu jalanan di Kota Bandung macet, dan kemacetan memang terjadi setiap hari, maka durasi satu jam perjalanan itu akan menjadi dua jam tiga puluh menit.

Yasa dan Sadut yang sama – sama memiliki orang tua yang tidak sanggup membiayai anaknya untuk menyewa kamar kos, kemudian menemukan suatu cara untuk bisa bertahan hidup di sekitar kampus. Cara itu terinspirasi dari nenek moyang bangsa Indonesia yang diperkirakan pada zaman dahulu senang berpindah – pindah tempat tinggal atau hidup nomaden.

Maka hari Minggu adalah hari persiapan. Di hari itu Yasa dan Sadut menyiapkan perbekalan untuk hidup nomaden selama satu minggu. Ransel hitam yang besar diisi oleh lima baju kemeja dengan berbagai varian warna dan dua celana panjang hitam berbahan katun, ini pakaian untuk mengikuti perkuliahan. Jika tidak memakai setelan yang rapi, maka akan diusir oleh Prof. Dewi Sartika dari kelas.

“Pakaian anda tidak mencerminkan seorang calon guru! Anda keluar dari kelas saya!” Alek pernah dimarahi seperti itu oleh Prof. Dewi Sartika, saat masuk kelas menggunakan baju bergambar seluruh personil band Ramones dan celana jeans biru yang sobek – sobek di bagian lutut.

Ransel hitam yang besar juga berisi alat tulis dan buku tulis tebal yang di dalamnya terdapat berbagai macam catatan, dari materi perkuliahan, materi kaderisasi sampai curahan hati. Barang yang lain adalah dompet, telepon genggam, peralatan mandi, obat – obatan, alat pemotong kuku, buku sejarah yang tipis, novel tebal yang sedang asyik dibaca, foto keluarga untuk melawan homesick, dan dua batang coklat favorit untuk dinikmati di akhir pekan, semuanya ada di dalam ransel yang gendut itu.

Lihat selengkapnya